BI Pertahankan Bunga Acuan 3,5% Meski The Fed Percepat Tapering Off

Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. BI memperkirakan ekonomi pada tahun ini tumbuh 3,2% hingga 4%.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
16/12/2021, 14.56 WIB

Ia memastikan BI akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya dan bekerjanya mekanisme pasar, melalui efektivitas operasi moneter dan ketersediaan likuiditas di pasar.

Sementara itu, menurut Perry, inflasi tetap rendah dan mendukung stabilitas perekonomian. Indeks Harga Konsumen (IHK) pada November 2021 tercatat inflasi 0,37% (mtm) sehingga inflasi IHK sampai November 2021 mencapai 1,30% (ytd). Secara tahunan, inflasi IHK tercatat 1,75% (yoy), meningkat dari inflasi Oktober 2021 sebesar 1,66% (yoy).

"Inflasi inti juga tetap rendah sebesar 1,44% (yoy) di tengah permintaan domestik yang mulai meningkat, didukung oleh pasokan yang terkendali, nilai tukar yang stabil, dan ekspektasi inflasi yang terjaga," kata Perry. 

Perry menjelaskan, ekonomi global tumbuh sesuai prakiraan pada 2021 dan berlanjut pada 2022, meski masih dibayangi gangguan rantai pasok dan kenaikan kasus Covid-19. Namun, pertumbuhan ekonomi global diprakirakan akan berlangsung lebih seimbang, tidak hanya bertumpu pada pemulihan ekonomi Amerika Serikat  dan Tiongkok, tetapi juga disertai dengan perbaikan ekonomi Eropa, Jepang, dan India.

"Bank Indonesia memprakirakan ekonomi dunia  tumbuh sesuai proyeksi sekitar 5,7% pada 2021 dan 4,4% pada 2022," kata dia. 

Sementara itu, pemulihan ekonomi domestik diprakirakan terus berlanjut dan akan meningkat lebih tinggi pada 2022. Pertumbuhan ekonomi diprakirakan membaik pada kuartal IV 2021 sejalan dengan meningkatnya mobilitas pasca langkah-langkah penanganan yang ditempuh Pemerintah dalam pengendalian Covid-19 varian Delta. 

"Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi 2021 berada dalam kisaran proyeksi Bank Indonesia yaitu 3,2%-4,0%," ujar dia. 

Halaman: