BI Ramal Ekonomi Jakarta Tahun Depan Tumbuh 6%, Ada Sumbangan MRT

ANTARA FOTO/Widodo S Jusuf/rwa.
Ilustrasi. Ekonomi DKI Jakarta pada tahun ini akan tumbuh 3,5% hingga 4,3%, jauh lebih baik dibandingkan tahun lalu setelah terkontraksi 2,36%.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
24/12/2021, 14.28 WIB

Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta mampu tumbuh 5,3% hingga 6% pada tahun depan. Sektor logistik dan transportasi akan menjadi sumber pertumbuhan utama.

Kepala Kantor Perwakilan BI DKI Jakarta Onny Widjanarko mengatakan, ekonomi DKI Jakarta pada tahun ini akan tumbuh 3,5% hingga 4,3%, jauh lebih baik dibandingkan tahun lalu setelah terkontraksi 2,36%. Perekonomian ibu kota akan semakin kuat pada tahun depan, berpotensi mencapai 6%. 

"Ini kemudian ada yang tidak percaya, kok besar? Ini karena banyak kondisi untuk sukses meski banyak tantanganya juga. Digitalnya yang maju, bunga rendah, stimulusnya besar, kebijakan moneternya juga akomodatif, sehinga kondisi-kondisi ini yang mendorong sukses ke depannya," kata Onny dalam diskusi virtual, Jumat (24/12).

Dia mengatakan, sektor logistik dan transportasi akan menjadi sumber pertumbuhan utama DKI Jakarta tahun depan didukung infrastruktur transportasi yang semakin berkembang. Salah satunya mass rapid transit (MRT). Keberadaan MRT, dapat memberi nilai tambah besar ke perekonomian ibu kota dengan pengembangan transit oriented development (TOD). Melalui TOD ini bermunculan toko-toko kecil yang bisa menciptakan market baru.

"Dan integrasi transportasi juga akan menuntukkan arah pariwisata serta perdagangan di Jakarata," kata Onny.

Sektor lain yang juga tengah berkembang pesat, yakni akomodasi dan makan minum. Dia mengatakan, pola konsumsi masyarakat ibu kota mulai menunjukkan perubahan lebih 'premium' seiring pendapatan per kapita yang meningkat. Hal ini bisa dilihat pusat perbelanjaan di Jakarta yang menjamur.

"Adanya yang premium ini, tentu ekonomi yang berbau lifestyle, pendidkan, rumah sakit dan sebahainya itu yang akan menjadi sektor-sektor ruang tumbuh ekonomi Jakarta ke depan bukan hanya 2022 tapi juga mungkin lima tahun mendatang," kata Onny.

Meski prospek pertumbuhan ekonomi Jakarta akan didorong konsumsi kelas menengah, Onny mengatakan, pemerintah juga perlu mendorong sektor usaha kecil. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menurutnya juga punya ruang untuk tumbuh.

Di sisi lain,  inflasi juga diramal akan naik seiring konsumsi yang mulai meningkat. Onny memperkirakan, inflasi DKI Jakarta tahun ini di kisaran 1,5%-2,1% dan akan naik di rentang 2%-4% pada tahun depan. Inflasi tahun ini dan tahun depan diperkirakan lebih tinggi dari tahun lalu sebesar 1,59%.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi Jakarta lebih tinggi dibandingkan nasional. BI sebelumnya juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun 2021 sebesar 3,2%-4%. Hal ini didukung sejumlah indikator yang hingga bulan terakhir ini menunjukkan proses pemulihan yang berlanjut. Mobilitas masyarakat di berbagai daerah meningkat, kenaikan penjualan eceran, penguatan keyakinan konsumen, serta ekspansi PMI Manufaktur.

Sementara itu, perekonomian pada tahun depan diperkirakan bisa tumbuh lebih kuat di rentang 4,7%-5,5%. Gubernur BI Perry Wajiyo mengatakan perbaikan ekonomi terutama didukung konsumsi swasta yang meningkat, dan kinerja ekspor serta belanja fiskal Pemerintah yang tetap terjaga.

"Hal tersebut sejalan dengan mobilitas yang terus meningkat, pembukaan ekonomi yang semakin luas, serta stimulus kebijakan yang berlanjut," kata Perry Warjiyo dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur edisi Desember pekan lalu.

Reporter: Abdul Azis Said