Pemerintah Soroti Lonjakan Harga Komoditas Berefek Minim ke Investasi

ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/wsj.
Ilustrasi. Total outstanding cash emiten-emiten komoditas sepanjang Januari-September 2021 mencapai Rp 130,1 triliun, jauh di atas realisasi setahun penuh pada 2020 yang hanya Rp 88,2 triliun.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
21/2/2022, 19.17 WIB

"Ada peluang mendorong mereka naik (capex), tapi kami juga perlu waspada apakah ini menjadi semacam sitting dari perilaku investor setelah adanya pandemi," kata Abdurohman.

Dia mengatakan, pengusaha kemungkinan masih wait and see, menunggu potensi-potensi bisnis baru yang lebih menguntungkan dan berkelanjutan. Di sisi lain, perusahaan juga masih memantau kondisi makroekonomi yang lebih stabil.

Sejumlah komoditas memang mencatat kenaikan harga sepanjang tahun lalu. Kenaikan harga-harga ini mendorong moncernya kinerja ekspor sepanjang tahun lalu dan mendorong surplus jumbo pada neraca perdagangan. 

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca dagang tahun lalu mencapai US$ 35,34 miliar, naik dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$ 21,62 miliar. Lonjakan pada surplus tersebut didorong oleh realisasi ekspor yang tumbuh 41,8% menjadi US$ 231,5 miliar. Impor juga naik tetapi lebih rendah yakni 38,9% menjadi US$ 196,2 miliar.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said