Modal Asing Kabur Rp 8 T dari Pasar SBN di Tengah Perang Rusia-Ukraina

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU
Pegawai menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Jumat (5/11/2021). Terdapat aksi jual neto sebesar Rp 2,79 triliun pada 8-12 November di pasar saham dan SBN.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
25/2/2022, 19.06 WIB

Bank Indonesia (BI) mencatat, dana asing kabur Rp 8,23 triliun dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik dalam sepekan terakhir, di tengah pecahnya perang antara Rusia dan Ukraina. Kaburnya modal asing ini juga diikuti pelemahan nilai tukar rupiah.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mencatat, sekalipun terdapat dana asing yang kabur di pasar SBN,  dana asing masih masuk ke pasar saham sebesar Rp 3,33 triliun. Dengan demikian, aksi net jual oleh asing di pasar keuangan domestik tercatat Rp 4,89 triliun sejak awal pekan ini.

"Berdasarkan data setelmen secara year-to-date (ytd) sampai 24 Februari 2022, nonresiden net beli Rp 6,28 triliun di pasar SBN dan net beli Rp 20,25 triliun di pasar saham," kata Erwin dalam keterangan tertulisnya, Jumat (25/2).

Tingkat premi risiko investasi atau credit default swap (CDS) Indonesia lima tahun naik ke level 104,63 bps per 24 Februari 2022 dari 97,58 bps pada pekan lalu. Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah tenor 10 tahun naik ke level 6,52% pada hari ini, ini menyusul kenaikan yield obligasi pemerintah AS atau US treasury tenor 10 tahun ke level 1,963%.

Kaburnya dana asing dari pasar SBN ikut menyeret pelemahan pada nilai tukar. Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah parkir di level Rp 14.364 per dolar AS di perdagangan pasar spot sore ini. Rupiah melemah 37 poin dari posisi penutupan pekan lalu sebagai imbas memanasnya konflik Rusia dan Ukraina, tetapi lebih baik dibandingkan kemarin.

"Serangan militer Rusia ke Ukraina mendorong pelemahan rupiah terhadap dollar AS karena pelaku pasar takut akan terjadi perang besar yang melibatkan NATO. Pelaku pasar masuk ke aset aman di dollar AS, emas, yen Jepang dan Franc Swiss," kata Ariston kepada Katadata.co.id, Jumat (25/2).

Ketegangan meningkat memasuki pekan ini setelah Rusia mengeluarkan dekrit berupa pengakuan atas kedaulatan dua wilayah yang menjadi basis kelompok pro-Rusia. Ketegangan berlanjut setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan militernya menyerang Ukraina dan ledakan mulai terjadi di beberapa kota pada Kamis (24/2).

Namun, Ariston mengatakan, kekhawatiran pasar terhadap kemungkinan terjadinya perang mulai mereda hari ini. Ini setelah Amerika dan beberapa negara NATO lainnya memberi sinyal tidak akan mengirim pasukan untuk melawan militer Rusia.

Seperti diketahui, Amerika dan sekutu lebih memilih menjatuhkan sanksi ekonomi ke Rusia. Mulai dari menutup akses lembaga keuangan besar Rusia ke pasar Amerika dan Eropa serta pemblokiran terhadap elit Rusia dan anggota keluarganya.

"Kekhawatiran terhadap terjadinya perang besar mereda. Pelaku pasar masuk kembali ke aset-aset berisiko dan rupiah pun menguat hari ini," kata Ariston.

Rupiah pada perdagangan hari ini menguat 27 poin dari penutupan kemarin di Rp 14.391 per dolar AS. Namun demikian, Aristion menyebut pasar juga masih terus mewaspadai perkembangan krisis di Ukraina ini. Situasi yang berubah cepat juga dapat mempengaruhi pergerakan rupiah dengan cepat.

Ariston mengatakan konflik Rusia-Ukraina ini menjadi sentimen utama yang mempengaruhi pergerakan rupiah sepekan terakhir. Jika tanpa isu perang, menurutnya, pasar masih optimis dengan potensi pemulihan ekonomi di Indonesia meskipun Covid-19 meningkat. 

"Pemerintah mendorong aktivitas ekonomi bisa berjalan normal lagi di tengah pandemi, terlihat dari kebijakan pengurangan hari karantina," kata dia.

Reporter: Abdul Azis Said