Produksi batu bara nasional pada kuartal pertama tahun ini diperkirakan tak mencapai 25% dari target tahun ini imbas larangan ekspor yang sempat diberlakukan pemerintah pada Januari. Produksi batu bara pada tahun ini ditargetkan mencapai 663 juta ton.
Ketua Umum Indonesian Mining Energy Forum (IMEF) Singgih Widagdo, memprediksi produksi batu bara pada kuartal pertama akan sedikit di bawah target. Jika mengacu target tahun ini, maka ekspor batu bara pada kuartal pertama tahun ini seharusnya mencapai 165 juta ton.
"Masalah DMO (domestic market obligation) di awal 2022 jelas akan mempengaruhi di kuartal 1 2022," ujar Singgih kepada Katadata.co.id, Rabu (2/3).
Selain itu, menurut Singgih, sebagian besar pelaku usaha baru memulai produksi setelah rencana kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) disetujui pada Januari. Hal ini membuat produksi batu bara pada kuartal pertama tak maksimal.
Meski demikian, ia optimis target produksi sepanjang tahun ini akan tercapai melihat kapasitas infrastruktur tambang yang tercantum dalam RKAB perusahaan-perusahaan tambang batu bara.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia juga memperkirakan capaian produksi batu bara nasional kuartal pertama tahun ini akan lebih rendah sekitar 15-20% dari target.
"Penyebabnya adalah periode musim penghujan yang terjadi setiap tahunnya, di tambah faktor kebijakan larangan ekspor bulan Januari lalu," kata dia.
Meski demikian, menurut dia, pengusaha masih berpotensi mengejar target produksi pada kuartal kedua dan kuartal ketiga memanfaatkan musim yang lebih kering. Namun, hal ini dapat terealisasi jika penanganan covid-19 terkendali dan tersedianya alat berat yang menunjang target produksi lebih tinggi.
Kementerian ESDM menetapkan target produksi batu bara pada tahun ini mencapai 663 juta ton. Sebanyak 165,7 juta ton diantaranya diperuntukkan untuk pasokan domestik dan 497,2 juta ton sisanya untuk pasar ekspor.
Berdasarkan data dari Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian ESDM, realisasi produksi batu bara hingga 2 Maret 2022 telah mencapai 70,93 juta ton atau baru mencapai 10,70% dari target nasional tahun ini.