Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran akibat Covid-19 pada laporan Februari 2022 sebanyak 960 ribu orang. Dari jumlah tersebut, sekitar 40% merupakan pekerja berusia 15-24 tahun.
"Dampak dari Covid-19 terhadap pengangguran masih cukup tinggi. Jadi yang dulu kena dampak Covid-19 dan sekarang masih menganggur kurang lebih 960 ribu orang," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Senin (9/5).
BPS mendefinisikan pengangguran karena Covid-19 sebagai penganggur yang pernah berhenti bekerja karena Covid-19 sejak Februari 2020. Jumlah ini sebenarnya terus turun dari 2,56 juta orang pada laporan Agustus 2020, menjadi 1,62 juta pada Februari 2021 dan tersisa 960 ribu orang pada Februari tahun ini.
Berdasarkan kelompok usianya, mayoritas atau hampir 90% berasal dari kelompok usia 15 sampai 44 tahun. Pengangguran karena Covid-19 yang berasal dari pekerja usia 15-24 tahun sebanyak 382,3 ribu orang atau sekitar 40% dari total pengangguran. Pekerja usia 25-44 sebanyak 445,7 ribu atau 46,7% dan usia 45 tahun ke atas sebanyak 126,6 ribu atau 13,3%.
Secara kumulatif, BPS mencatat jumlah penduduk usia kerja yang terdampak Covid-19 ini mencapai 11,53 juta orang, berkurang 7,57 juta orang dibandingkan tahun lalu. Jumlah tersebut setara 5,53% dari total penduduk usia kerja Indonesia Februari 2022 sebanyak 208,54 juta orang.
Pandemi Covid-19 juga menciptakan dampak lain terhadap pekerja selain pengangguran, seperti pengurangan jam kerja dan tidak bekerja untuk sementara. Jumlah pekerja yang masih mengalami dampak pengurangan jam kerja hingga Februari 2022 mencapai 9,44 juta orang. Jumlah ini sebenarnya sudah berkurang 6,28 juta orang dibandingkan tahun lalu.
Selain itu, masih terdapat 580 ribu pekerja yang terpaksa sementara tidak bekerja karena Covid-19. Jumlahnya juga telah berkurang hampir separuhnya dibandingkan tahun lalu. Sementara penduduk usia kerja yang termasuk kategori bukan angkatan kerja dan pernah berhenti karena Covid-19 sebanyak 550 ribu orang, turun 100 ribu dibandingkan tahun lalu.
BPS mencatat, jumlah pengangguran secara keseluruhan pada Februari 2022 turun 350 ribu dibandingkan Februari 2021 menjadi 8,4 juta orang. Sementara tingkat pengangguran terbuka turun 0,43% menjadi 5,83%.
"Meski turun dibandingkan tahun lalu, tingkat pengangguran terbuka belum kembali ke level sebelum krisis," ujar Margo.
Ia menjelaskan, TPT pada Februari 2020 tercatat sebesar 4,94% dengan jumlah pengangguran sebanyak 6,93 juta. Angka ini lebih rendah dibandingkan catatan pada Februari 2022. Meski demikian, Margo menilai tren penurunan pengangguran tetap menunjukkan kondisi perekonomian yang membaik
Apabila dilihat menurut daerah tempat tinggal, TPT perkotaan sebesar 7,61% atau lebih tinggi hampir dua kali TPT di daerah pedesaan sebesar 3,72%. TPT menurut daerah tempat tinggal memiliki pola yang sama dengan TPT nasional yaitu turun dibandingkan Februari 2021, masing-masing sebesar 0,39 persen poin.