Nilai tukar rupiah dibuka menguat 72 poin ke level Rp 14.938 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Rupiah berhasil menguat sekalipun bank sentral AS kembali mengumumkan kenaikan suku bunga 75 bps pada pertemuan semalam.
Mengutip Bloomberg, rupiah berbalik melemah dari posisi pembukaan ke arah Rp 14.955 pada pukul 09.15 WIB. Namun ini belum menyentuh level penutupan kemarin Rp 15.010 per dolar AS.
Mayoritas mata uang Asia lainnya terpantau menguat pagi ini. Yen Jepang memimpin penguatan terhadap dolar AS 0,78% disusul won Korsel 0,69%, yuan Cina 0,18%, peso FIlipina 0,12%, dolar Taiwan 0,07%, ringgit Malaysia 0,08% dan dolar Singapura 0,03%. Sebaliknya, rupee India melemah 0,17% bersama baht Thailand dan dolar Hong Kong 0,01%.
Analis Bank Mandiri, Reny Eka Putri, menyebut kenaikan bunga acuan The Fed 75 bps semalam tidak akan signifikan melemahkan rupiah. Nilai tukar diperkirakan bergerak di rentang Rp 14.950-Rp 15.030 per dolar AS.
"Perdagangan valas global dipengaruhi kebijakan The Fed yang sesuai ekspektasi. Kenaikan ini tampaknya sudah priced in sehingga direspon positif oleh pasar," kata Reny dalam riset nya, Kamis (28/7).
Bank sentral AS (The Fed) kembali mengerek bunga 75 bps pada pertemuannya semalam. Ini merupakan kenaikan bunga dalam empat bulan beruntun sejak Maret. Dengan demikian, bunga acuan sudah dinaikkan 225 bps.
Pengaruhnya ke rupiah juga tidak akan signifikan pasalnya The Fed memberi sinyal untuk memperlambat kenaikan bunga atau tidak seagresif dua bulan terakhir yang kenaikannya 75 bps. Pembuat kebijakan The Fed akan kembali bertemu pada September untuk menentukan arah kebijakannya.
Komentar The Fed soal ekonomi AS yang belum masuk resesi juga menjadi penopang penguatan rupiah hari ini. Sekalipun inflasi meningkat dan suku bunga diperketat telah mempengaruhi daya beli, tetapi pertumbuhan di kuartal kedua akan sedikit positif.
"Rupiah seharusnya menguat karena minimal kekhawatiran resesi untuk sementara waktu mereda, meskipun The Fed juga masih tetap pada jalur kenaikan suku bunga," kata analis DCFX Lukman Leong dalam risetnya.
Ia memperkirakan rupiah bisa menguat ke Rp 14.925, dengan potensi pelemahan hingga level Rp 15.050 per dolar AS.
Dari dalam negeri belum ada sentimen yang signifikan mempengaruhi rupiah. Kenaikan kasus Covid-19 beberapa pekan terakhir belum memberi dampak pada pergerakan nilai tukar. Hal ini karena kenaikan kasus belum direspons dengan kebijakan pengetatan mobilitas oleh pemerintah.
Sebelumnya, Bank Indonesia menutup transaksi nilai tukar rupiah berada di posisi Rp 15.020 per dolar Amerika Serikat (AS) saat perdagangan Rabu, 27 Juli 2022. Nilai tersebut melemah 36 poin atau 0,2% dari perdagangan hari sebelumnya.