Ekonom Ramal Inflasi Juli Makin Dekati 5%, Makin Jauh dari Target BI

ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/foc.
Ilustrasi. Inflasi Juli 2022 diperkirakan mendekati 5% seiring kenaikan harga bahan pangan dan harga BBM nonsubsidi.
Penulis: Abdul Azis Said
1/8/2022, 08.38 WIB

Tekanan inflasi diperkirakan masih berlanjut pada Juli 2022 seiring kenaikan harga bahan pangan, harga BBM nonsubsidi hingga periode musiman tahun ajaran baru. Sejumlah ekonom memperkirakan inflasi tahunan bakal semakin jauh dari target Bank Indonesia (BI) 3±1% dan mendekati 5%.

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan inflasi Juli secara bulanan sebesar 0,59% atau lebih rendah dari bulan sebelumnya 0,61%. Tetapi secara tahunan bakal lebih tinggi yakni 4,88% dari bulan sebelumnya 4,35%.

"Kenaikan harga BBM non subsidi, gas dan bahan pangan seperti cabai bawang, telur menjadi pendorong inflasi," kata David kepada Katadata.co.id, Minggu (31/7).

Inflasi inti diperkirakan naik ke level 2,87% secara tahunan dari bulan Juni 2,63%. Selain karena didorong momentum pemulihan ekonomi, meningkatnya inflasi inti karena pertumbuhan kredit yang melaju lebih tinggi dari ekspektasi semula.

Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan kredit tahun ini 9%-11% dari perkiraan awal 6%-8%. Faktor lainnya yakni kenaikan biaya pendidikan karena faktor musiman tahun ajaran baru.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede juga memperkirakan inflasi secara tahunan akan naik ke level 4,82%. Meski demikian, secara bulanan, inflasi turun ke 0,52%.

"Perlambatan inflasi bulanan diperkirakan didorong oleh perlambatan inflasi dari komponen barang bergejolak, meskipun kami perkirakan masih relatif tinggi dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya," kata Josua dalam risetnya.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said