Survei konsumen Bank Indonesia mengindikasikan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi pada Juli melemah dibandingkan bulan sebelumnya. Masyarakat tampaknya mulai mengurangi porsi konsumsi dan meningkatkan tabungan.
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) bulan lalu sebesar 123,2 point, lebih rendah dari bulan sebelumnya 128,2 point. Pada bulan lalu, IKK juga terpantau turun tipis dibandingkan Mei sebesar 128,9.
Pembacaan indeks di atas 100 sebenarnya mengindikasikan keyakinan konsumen berada di zona optimis. IKK konsisten berada di atas 100 selama 10 bulan terakhir setelah terakhir kali berada di zona pesimis pada September 2021 dengan indeks 96,5 poin.
Keyakinan konsumen pada Juli 2022 yang tidak setinggi bulan sebelumnya terjadi pada seluruh kategori pengeluaran. Penurunan indeks terdalam terutama pada responden dengan pengeluaran Rp 4,1–5 juta dan pengeluaran di atas Rp 5 juta yang masing-masing terkoreksi 7,6 poin dan delapan poin.
Berdasarkan usia, tertahannya IKK Juli 2022 terindikasi pada sebagian besar kelompok responden. Penurunan indeks terutama pada responden dengan usia 31–40 tahun dan 41-50 tahun yang masing-masing turun sebesar enam poin. Sementara secara spasial, IKK Juli 2022 turun di sebagian besar kota yang disurvei, terdalam di kota Samarinda 16,6 , diikuti Padang 11,1 dan Semarang 9,9 poin.
Penurunan pada IKK tersebut terjadi seiring optimisme konsumen terhadap kondisi Juli dibandingkan enam bulan sebelumnya yang menurun. Hal ini tercermin dari Indeks Ekonomi Saat Ini (IKE) pada Juli sebesar 110,9 poin, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya 114,5 poin.
"Seluruh komponen pembentuk IKE termoderasi dibandingkan bulan sebelumnya, terutama pada indek penghasilan yang turun 5 poin menjadi 118,2 point," kata BI.
Selain itu, optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi Indonesia enam bulan ke depan juga menurun. Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK) Juli 2022 sebesar 135,5 poin, atau lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya 141,8. Meski demikian, optimisme konsumen terhadap ekonomi ke depan dinilai masih kuat puasanya indeks masih menunjukkan di atas level 100.
Semua komponen IEK menurun. Indeks ekspektasi penghasilan termoderasi 2,4 poin, serta penurunan pada ekspektasi ketersediaan lapangan kerja dan kegiatan usaha masing-masing 8,7 dan delapan poin.
Masyarakat Meningkatkan Tabungan
Seiring melemahnya optimisme konsumen tersebut, konsumen mulai mengurangi konsumsi dan mempertebal tabungan. Hal ini tercermin dari rata-rata proporsi pendapatan konsumen yang dipakai konsumsi terpantau menurun dari rata-rata 74,2% menjadi 73,4% pada bulan lalu.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, rata-rata porsi konsumsi terhadap pendapatan terpantau menurun pada sebagian kategori pengeluaran kecuali pada responden dengan tingkat pengeluaran Rp 2,1– Rp 3 juta dan Rp 3,1–Rp 4 juta per bulan. Porsi konsumsi oleh kelompok pengeluaran di atas Rp 5 juta menyusut tajam lebih dari 4%.
"Di sisi lain, proporsi pendapatan konsumen yang disimpan alias saving to income ratio sebesar 17%, lebih tinggi dari 16,2% pada bulan Juni 2022," kata BI.
Peningkatan porsi tabungan terhadap pendapatan tercatat pada responden dengan tingkat pengeluaran Rp 1–2 juta dan Rp 2,1–3 juta per bulan. Sebaliknya, proporsi tabungan dari kelompok pengeluaran Rp 3,1-4 juta serta di atas Rp 5 juta menyusut pada bulan lalu.
Sementara itu, rata-rata proporsi pembayaran cicilan utang alias debt to income ratio sebesar 9,6%, sama dengan proporsi pada bulan sebelumnya.