Kekayaan Setiap Orang Dewasa di Dunia Diramal Capai Rp1,5 M pada 2024

ANTARA FOTO/REUTERS/Lam Yik/aww/cf
Ilustrasi. Credit Suisse memperkirakan orang dengan kekayaan US$ 1 juta atau Rp 15 miliar di dunia akan meningkat dari 62,5 juta juta pada 2021 menjadi 87,5 juta pada 2060.
Penulis: Agustiyanti
21/9/2022, 18.58 WIB

Laporan kekayaan yang diterbitkan Credit Suisse Group AG memperkirakan terdapat 87,5 juta orang yang akan memiliki kekayaan sedikitnya US$ 1 juta atau sekitar Rp 15 miliar dengan asumsi kurs Rp 15 ribu pada 2060, naik dibandingkan pada tahun lalu sebanyak 62,5 juta. Jumlah miliuner akan tumbuh dengan cepat di negara berkembang, terutama Cina

Credit Suisse memperkirakan kekayaan orang pribadi akan meningkat 36% menjadi US$169 triliun atau sekitar Rp 2.535 kuadriliun pada 2026. Kekayaan setiap orang dewasa di dunia akan naik 28% secara global dan melampaui US$ 100.000 atau sekitar Rp 15 miliar pada 2024. Jumlah individu dengan kekayaan bersih sangat tinggi -- mereka yang memiliki lebih dari US$ 50 juta akan mencapai 385.000.

Laporan ini menjelaskan, pasar negara berkembang memang terpukul parah selama pandemi Covid-19 dan pertumbuhan kekayaan melambat. Namun, ekonomi negara berkembang kembali menemukan momentum pada tahun lalu sehingga kesenjangan dengan negara maju diperkirakan akan menyempit dalam lima tahun ke depan. 

Kekayaan penduduk negara berkembang diperkirakan naik 10% setiap tahun, lebih tinggi dibandingkan negara berpenghasilan tinggi sebesar 4,3%. 

Total kekayaan global pada tahun lalu melonjak sebesar 9,8% dibandingkan pada 2020 menjadi US$463,6 triliun. Kenaikan ini merupakan yang terbesar sejak awal abad ini. Kelompok 1% penghasilan teratas memiliki 46% dari semua aset rumah tangga, sedangkan 10% orang dewasa terkaya memiliki 82% kekayaan global.

AS memiliki jumlah orang sangat kaya mencapai lebih dari 140 ribu, disusul Cina sebanyak 32.710 orang. 

Laporan Credit Suisse juga mencatat, 500 orang terkaya di dunia telah kehilangan US$ 1,4 triliun secara kumulatif pada paruh pertama tahun ini. Perusahaan investasi global ini  melihat pemulihan yang cepat, terutama untuk pasar berkembang.

Bank Swiss mengharapkan Cina untuk terus menciptakan kekayaan besar bahkan ketika ekonominya menunjukkan tanda-tanda ketegangan di tengah penguncian Covid dan tindakan keras di sektor-sektor termasuk teknologi dan properti.

“Meskipun ada inflasi dan perang Rusia-Ukraina, kami percaya bahwa total kekayaan global akan terus tumbuh. Kekayaan rumah tangga di Cina akan terus mengejar Amerika Serikat," kata dia.