Menkeu dan Bos Bank Sentral G20 Kumpul di Amerika, Apa yang Dibahas?
Pertemuan keempat G20 jalur keuangan antara menteri keuangan dan gubernur bank sentral digelar di Washington DC, Amerika Serikat hari ini, Kamis (13/10). Pertemuan terakhir sebelum pertemuan puncak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pada November ini akan membahas sejumlah topik, mulai dari pemulihan ekonomi global, krisis pangan dan energi, penguatan sistem pembayaran, hingga perpajakan internasional.
Pertemuan pagi ini dibuka dengan pidato Menteri Keuangan Sri Mulyani kembali mengingatkan soal peran sentral G20 menghadapi berbagai persoalan yang dihadapi dunia. Situasi ekonomi dunia semakin memburuk dengan menyebut bahwa kondisinya kini mulai dalam bahaya.
"Anda semua tahu dari pertemuan kami sebelumnya bahwa saya benar-benar percaya bahwa G20 adalah mercusuar harapan, yang dapat membantu dunia menavigasi gelombang krisis yang menghancurkan yang kita hadapi," kata dia, Kamis (13/10).
Pirekonomian dunia kini menghadapi sejumlah masalah yang menumpuk. inflasi tinggi, perlambatan ekonomi, krisis pangan dan energi, perubahan iklim hingga fragmentasi politik. Harga-harga barang yang tinggi di banyak negara memaksa bank sentral mengetatkan moneter sehingga berimplikasi terhadap penurunan ekonomi. Hal ini juga memunculkan kekhawatiran dari sisi utang di banyak negara.
Semua permasalahan tersebut telah memburuk dan juga membahayakan stabilitas sosial. Kelompok masyarakat miskin juga terpukul seiring penurunan standar hidup. Karena itu, ia mengatakan tidak berlebih untuk menyebut bahwa dunia saat ini berada dalam situasi 'berbahaya'.
Dengan berbagai tantangan tersebut, ada harapan terhadap G20. Berbagai mata dunia akan tertuju pada pertemuan kelompok 20 negara terbesar di dunia hari ini. "Kami dihadapkan pada ekspektasi tinggi oleh dunia, untuk bekerja sama dan membangun jembatan, menunjukkan kepemimpinannya dan mengapa G20 pantas mendapatkan reputasinya sebagai forum utama untuk kerja sama internasional," kata Sri Mulyani.
Adapun pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 hari ini merupakan lanjutan setelah tiga pertemuan sebelumnya. Pertemuan pertama digelar pada Februari lalu di Jakarta, hanya beberapa hari sebelum perang meletus di Ukraina.
Pertemuan kedua digelar pada April lalu bersamaan dengan pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia di AS. Pertemuan ketiga digelar di Bali pada pertengahan Juli lalu, tetapi tidak menghasilkan kesepakatan penuh di antara negara anggota di tengah meningkatnya ketegangan akibat perang Rusia-Ukraina.
Mengutip laman resmi g20.org, pertemuan jalur keuangan ini fokus membahas beberapa masalah di bidang makro ekonomi dan keuangan. Ini seperti kebijakan fiskal, moneter dan riil, investasi infrastruktur, regulasi keuangan, inklusi keuangan, dan perpajakan internasional.
Adapun Presidensi G20 Indonesia memiliki enam agenda prioritas untuk pertemuan di jalur keuangan yang juga dibahas dalam pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral hari ini. Berikut di antaranya:
- Koordinasi exit strategy untuk mendukung pemulihan global
- Upaya menghadapi dampak atau scaring effect dari pandemi terhadap perekonomian untuk mendukung pertumbuhan yang lebih kuat di masa mendatang
- Memperkuat sistem pembayaran di era digital,
- Pengembangan keuangan berkelanjutan
- Peningkatan sistem keuangan inklusif, dan
- Agenda pajak internasional
Di samping enam agenda prioritas yang diusung Indonesia, pertemuan juga akan melanjutkan pembahasan untuk 10 agenda yang diteruskan dari presidensi sebelumnya.
- Mengintegrasikan risiko pandemi dan iklim dalam pemantauan risiko global;
- Penguatan jaring pengaman keuangan global (GFSN)
- Meningkatkan aliran modal
- Melanjutkan pengembangan G20 Data Gap Initiatives
- Meningkatkan reformasi regulasi sektor keuangan
- Memperkuat pengelolaan dan transparansi utang
- Mempercepat agenda infrastruktur menuju pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif
- Mengoptimalkan dukungan pembiayaan dari multilateral development bank (MDBs)
- Memperkuat kapasitas sistem kesehatan dalam pencegahan, kesiapsiagaan dan tanggap pandemi
- Dukungan berkelanjutan untuk menarik investasi sektor swasta di negara-negara berpenghasilan rendah, seperti di kawasan Afrika.
Dalam rangka mendukung kampanye penyelenggaraan G20 di Indonesia, Katadata menyajikan beragam konten informatif terkait berbagai aktivitas dan agenda G20 hingga berpuncak pada KTT G20 November 2022 nanti. Simak rangkaian lengkapnya di sini.