Kondisi ekonomi dunia penuh dengan ketidakpastian, salah satunya akibat meningkatnya tensi geopolitik. Menteri Koordinatir Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memastikan kondisi ekonomi Indonesia saat ini stabil dan terkendali.
"Ketidakpastian ekonomi dunia dibayangi kemungkinan menuju situasi terburuk, perang nuklir. Kami melihat ini sebagai kondisi yang sangat serius," ujar Luhut dalam SOE Conferece di Nusa Dua, Bali, Senin (17/10).
Ia mengatakan, pemerintah memantau setiap perkembangan yang terjadi di dunia untuk memastikan dapat mengambil kebijakan yang tepat. Perang di Ukraina yang belum berakhir juga masih memicu ketidakpastian dunia.
"Situasi di Ukraina memicu volatilitas global. Demikian juga dengan langkah yang diambil bank sentral dunia dengan menaikkan suku bunga," ujar dia.
Langkah bank sentral menaikkan suku bunga, terutama The Federal Reserve telah memicu aliran modal asing keluar dari pasar negara berkembang dan gejolak pada nilai tukar. Hal ini juga membuat kinerja manufaktur di banyak negara menurun yang tercermin dengan data PMI. Namun, menurut Luhut, kinerja manufaktur di Indonesia yang tercermin dengan data PMI masih menunjukkan performa yang sangat bagus.
"Kita beruntung ekonomi terkendali, tetapi tidak boleh jumawa karena apapun bisa terjadi," kata dia.
Kondisi ekonomi yang saat ini sangat baik juga terlihat dari data inflasi, investasi, dan konsumsi. Ia memperkirakan, inflasi tetap akan terkendali di kisaran 6% karena pemerintah mampu mengendalikan dampak dari kenaikan harga BBM. Kinerja investasi Indonesia dan konsumsi juga mampu tumbuh sangat baik.
Luhut bahkan optimistis pendapatan masyarakat Indonesia akan terus meningkat dan menembus US$ 10.000 atau sekitar Rp 154 juta per tahun pada 2030. Pendapatan per kapita Indonesia saat ini mencapai US$ 4.291 atau setara Rp 66 juta per tahun.
Meski demikian, ia mengingatkan tidak ada yang mampu memproduksi kondisi ekonomi dalam tiga bulan ke depan. Situasi dunia sangat tidak pasti sehingga pemerintah terus mewaspadai dampaknya. "Kita tetap harus cemati berbagai data-data," kata dia.