Inflasi Oktober Diramal Melandai, Simak Penjelasan BI dan Ekonom

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/rwa.
Ilustrasi. Inflasi pada Oktober akan terkendali seiring harga pangan yang semakin menurun.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
1/11/2022, 07.35 WIB

Inflasi Oktober diperkirakan sedikit melandai dibandingkan bulan sebelumnya yang nyaris menyentuh 6% secara tahunan. Efek kenaikan harga BBM masih akan terlihat tetapi lonjakan inflasi tidak signifikan karena kenaikan harga pangan mereda.

Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data inflasi Oktober pada hari ini pukul 11.00 WIB. Bank Indonesia memperkirakan inflasi akan melandai menjadi 5,8% secara tahunan.

"Inflasi pangan yang sempat mencapai di atas 11%, mungkin turun di bawah 110%, sehingga terjadi deflasi untuk pangan," kata Dody dalam acara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Sulawesi Tengah, Senin (31/10).

Efek kenaikan harga BBM telah menyebabkan lonjakan pada inflasi periode September. Namun, bank sentral melihat efek penyesuaian harga tersebut tidak setinggi perkiraan awal. BI sebelumnya memperkirakan inflasi September bisa mencapai 6,2% secara tahunan, tetapi realisasinya ternyata lebih rendah.

Berikut pandangan sejumlah ekonom terkait perkiraan inflasi Oktober yang akan dirilis hari ini:

1. Kepala Ekonom Bank Permata - Josua Pardede

Inflasi secara bulanan diperkirakan 0,08%, mereda dibandingkan September yang mencapai 1,17%. Inflasi secara tahunan tetap tinggi diperkirakan 5,91%, meskipun tidak setinggi bulan sebelumnya. Faktor pendorongnya terutama kenaikan pada inflasi inti, sedangkan indeks harga kelompok harga pangan bergejolak menurun. 

Inflasi inti diperkirakan meningkat menjadi 3,45% secara tahunan, lebih tinggi dibandingkan September 3,21%. Hal ini sejalan dengan dampak putaran kedua dari kenaikan harga BBM dan kenaikan harga emas. Namun, indeks harga pangan bergejolak diperkirakan deflasi secara bulanan terutama karena tren penurunan harga cabai merah, telur ayam, daging ayam, cabai rawit, minyak goreng, bawang merah, dan bawang putih.

2. Ekonom Bank Mandiri - Faisal Rachman

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said