Nilai tukar rupiah dibuka amblas 39 poin ke level Rp 15.734 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Rupiah melemah terimbas kenaikan suku bunga bank sentral AS, The Federal Reserve.
Mengutip Bloomberg, rupiah melanjutkan pelemahan ke arah Rp 15.730 pada pukul 09.50 WIB, semakin jauh dari posisi penutupan kemarin di Rp 15.695 per dolar AS.
Mata uang Asia lainnya bergerak bervariasi terhadap dolar AS pagi ini. Dolar Taiwan dan won Korea Selatan kompak terkoreksi 0,05%, rupee India 0,13%, ringgit Malaysia 0,04%. Sebaliknya, yen Jepang melemah 0,1%, dolar Singapura 0,18%, peso Filipina 0,14% dan baht Thailand 0,34%, sedangkan yuan Cina dan dolae Hong Kong stagnan.
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memperkirakan, rupiah masih akan melemah terimbas kenaikan suku bunga The Fed. Rupiah diperkirakan bergerak di rentang Rp 15.650 - Rp 15.730 per dolar AS.
Ariston menyebut, kenaikan suku bunga The Fed akan mendorong kenaikan bunga oleh bank sentral negara lainnya. Respons kenaikaan bunga oleh bank sentral tersebut bertujuan menjaga stabilitas nilai tukarnya masing-masing.
"Tapi efek suku bunga tinggi juga tidak bagus untuk pertumbuhan ekonomi. Ini akan menekan permintaan yang bisa melambatkan pertumbuhan ekonomi," kata Ariston dalam risetnya, Jumat (4/11).
The Fed kembali menaikkan suku bunga acuan 75 bps pada pertemuan kemarin. Pejabat The Fed masih memberi sinyal hawkish sekalipun ada indikasi bank sentral terbesar dunia itu kemungkinan mengurangi kenaikan suku bunga di beberapa pertemuan berikutnya.
Analis DCFX Lukman Leong juga memperkirakan rupiah akan kembali melemah seiring penguatan indeks dolar AS dan kenaikan imbal hasil alias yield obligasi AS. Kurs garuda diperkirakan bergerak di rentang Rp 15.650-Rp 15.800 per dolar AS.
"Sentimen risk off di bursa juga menambah tekanan pada rupiah," kata Lukman dalam risetnya.