Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bertemu pada akhir pekan menjelang pertemuan KTT G20 beberapa hari lagi. Kedua anak buah Presiden Joko Widodo ini berdiskusi terkait rencana pertemuan antara menteri kesehatan dan keuangan G20 di Bali pekan depan.
Sri Mulyani membagikan pertemuannya dengan Menkes Budi melalui akun instagram pribadinya @smindrawati. Keduanya diketahui bertemu pada akhir pekan kemarin, Minggu siang (6/11).
"Sesuai mandat presiden dan para pemimpin negara G2p, menteri keuangan dan menteri kesehatan ditugasi untuk bekerja sama dalam memperkuat arsitektur kesehatan global agar dunia mampu memiliki pencegahan dan penanggulangan pandemi secara lebih efektif," ujar Sri Mulyani dalam unggahannya yang dibagikan hari ini, Senin (7/11).
Para menteri kesehatan dan menteri keuangan G20 telah berulang kali bertemu. Adapun pertemuan menkeu dan menkes G20 akan kembali digelar pekan depan di Bali. Pertemuan dijadwalkan pada 12 November. Hasil konkret dari pertemuan ini kemudian akan dibawa ke pertemuan leader summit G20 yang juga digelar di Bali pada 15-16 November.
Salah satu langkah konkret yang sudah dihasilkan yakni membentuk Financial Intermediary Fund (FIF) untuk membiayai pencegahan, kesiapsiagaan dan penanganan pandemi di masa mendatamg.
Melalui fasilitas FIF ini, sudah terkumpul dana US$ 1,4 miliar yang berasal dari komitmen 15 negara, termasuk Indonesia. Organisasi filantropi dunia juga ikut serta dalam pembiayaan ini. Dana itu, kata Sri Mulyani, menjadi langkah awal penting untuk mengatasi kelemahan dan kekurangan terutama dalam pendanaan dan koordinasi pencegahan pandemi.
"Ke depan, dunia harus mampu lebih siap dalam mengurangi dan mengatasi risiko munculnya pandemi yang tidak hanya mengancam jiwa masyarakat dunia, namun juga telah menyebabkan kemerosotan kondisi ekonomi sosial yang berat dan dalam di seluruh dunia," kata Sri Mulyani.
FIF resmi dibentuk di bawah Grup Bank Dunia pada Juni lalu. Dana kesiapsiagaan pandemi ini menargetkan pengumpulan dana US$ 10,5 miliar atau Rp 160,6 triliun (kurs Rp 15.300/US$) per tahun. Indonesia menjadi salah satu dari belasan negara yang sudah memberi sumbangan ke lembaga ini.
Ketua Dewan Pengelola Dana FIF Chatib Basri mengatakan sampai saat ini sudah terkumpul dana sumbangan sebesar US$ 1,4 miliar atau Rp 21,4 triliun. Dana tersebut bersumber dari belasan negara, termasuk lembaga filantropi internasional.
"Nanti kami tentu berharap bahwa anggota-anggota FIF akan memberi donasi, diharapkan itu setiap tahun sekitar US$ 10,5 miliar untuk persiapan dana yang akan diberikan ke negara berpendapatan menengah bawah dalam rangka persiapan kalau ada pandemi," kata Chatib saat ditemui di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (11/10).