PM Australia Beberkan Jurus Selamat dari Krisis Ekonomi di B20 Summit

ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Zabur Karuru/nym.
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyampaikan pidatonya pada B20 Summit Indonesia 2022 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Badung, Bali, Senin (14/11/2022).
Penulis: Agustiyanti
14/11/2022, 19.31 WIB

Perekonomian dunia pada tahun depan menghadapi risiko resesi ekonomi akibat inflasi tinggi yang antara lain dipicu perang di Ukraina. Perdana Menteri Australia Anthony Albanes menekankan kelesuan ekonomi saat ini memerlukan respons kebijakan yang berbeda dari krisis-krisis ekonomi sebelumnya. 

Ia mengatakan, tantangan utama dari kondisi ekonomi yang terjadi saat ini adalah masalah rantai pasok global. Untuk itu, menurut dia, perlu membangun ketahanan dan keragaman rantai pasok global untuk mengantisipasi terjadinya gejolak. 

"Tantangan utama ekonomi saat ini adalah gejolak rantai pasok global. Efek panjang dari pandemi adalah terganggunya rantai pasok global yang diperparah oleh perang yang dipicu Rusia dan Ukraina," ujar Albanes dalam B20 Summit di Nusa Dua, Bali, Senin (14/11). 

Gangguan rantai pasok global, menurut dia, terjadi pada komoditas pangan dan energi yang membuat inflasi di banyak negara melonjak. Ini kemudian di respons oleh bank-bank sentral dengan menaikkan suku bunga.

Adapun respons kebijakan yang dibutuhkan juga berbeda dengan krisis-krisis keuangan sebelumnya. Menurut dia, perlu kolaborasi yang erat antara kebijakan moneter dan fiskal agar tak saling bertengan dan justru memicu kerusakan pada ekonomi. 

"Untuk mendorong perekonomian, pemerintah perlu menjamin sistem pajak memberikan penghargaan kepada mereka yang sudah bekerja keras, mendorong kewirausahaan, dan menciptakan lapangan kerja," ujarnya. 

Di sisi lain perlu kebijakan moneter yang tepat untuk menurunkan inflasi. Selain itu, menurut Albanese, dunia perlu mempersiapkan diri agar terhendir dari gejolak rantai pasok global yang dapat kembali terjadi. Untuk itu, menurut dia, perlu membangun ketahanan dan keberagaman rantai pasok. 

Albanes dalam pidatonya juga menyinggung masalah krisis iklim yang dihadapi dunia. Menurut dia, krisis iklim tak hanya mendatangkan risiko tetapi juga kesempatan. 

“Untuk pemerintah dan bisnis, berinvestasi dan mengembangkan energi bersih akan meningkatkan keamanan energi individu kita dan itu akan memperkuat tindakan kolektif kita terhadap perubahan iklim,” kata Albanese. 

Ia mengatakan Australia bersama negara lain telah berkomitmen untuk mengurangi emisi global, menumbuhkan ekonomi, dan meningkatkan standar hidup. "Kita semua memainkan bagian untuk menjadi solus," kata dia.