PT Vale Indonesia Tbk meneken perjanjian kerja sama definitif dengan Zhejiang Huayou Cobalt Co., Ltd (Huayou) untuk memproses bijih nikel PT Vale dari Blok Pomalaa di Kolaka, Sulawesi Tenggara. Kerja sama ini akan meningkatkan kapasitas produksi bijih nikel dari rencana awal perusahaan sebanyak 40 ribu ton menjadi 120 ribu ton.
"Pada April tahun ini kami sudah teken MoU dengan Houayou, MoU ini saat ini sudah meningkat ke level definitif corporation agreement, bentuknya adalah legally binding agreement, sudah final," ujar CEO PT Vale Indonesia Febriany Eddy di sela-sela acara B20 Summit di Nusa Dua, Bali, Minggu (13/11).
Ia menjelaskan, sudah ada sekitar 400 pekerja yang mulai mempersiapkan aktivitas prakonstruksi. Vale sudah memiliki pelabuhan, memulai konstruksi infrastruktur tambang, dan mempersiapkan lokasi pabrik aspal.
"Sebelum Huayou bergabung, kami punya target produksi sekitar 40 ribu ton. Dengan bergabungnya Huayou, pabrik yang akan kami bangun akan memproduksi 120 ribu ton. Jadi naik tiga kali lipat," ujar Febriany.
Oleh karena itu, menurut dia, pihaknya masih harus meningkatkan kapasitas pelabuhan dan infrastruktur tambang di Blok Pomalaa. "Tanda tangan ini akan mengakselerasi konstruksi kita di lapangan, bisa mempercepat lagi," kata dia.
Ia menjelaskan konstruksi pabrik bijih nikel ini membutuhkan waktu sekitar tiga tahun sehingga pabrik akan dapat beroperasi pada 2025.
Menurut Febriany, pabrik yang akan dibangun di Pomalaa ini akan menghasilkan produk bahan baku baterai listrik yang merupakan bagian dari solusi untuk menurunkan emisi karbon. Oleh karena itu, produksi dari Blok Pomalaa ini akan menekankan prinsip-prinsip berkelanjutan.
"Kami juga komitmen, sumber energi yang diperlukan untuk proses produksi ini tidak akan menggunakan batu bara lagi," kata dia.
Chairman Huayou Chen Xuehua mengatakan kerja sama kedua perusahaan merupakan kombinasi sempurna antara keunggulan sumber daya mineral Vale dan keunggulan teknologi HPAL Huayou yang canggih. Kerja sama ini akan membantu untuk mencapai pengembangan sumber daya mineral yang berkelanjutan,” kata dia.
Ia juga menilai Indonesia memiliki prospek yang sangat cerah terkait energi baru sehingga pihaknya tak ragu untuk berinvestasi. “Kami juga akan bekerja sama dengan Vale untuk memastikan pengadopsian dan penerapan praktik-praktik unggulan lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan (ESG),” kata dia.
Bupati Kolaka Ahmad Safei berharap proyek hilirisasi ini akan meningkatkan nilai tambah yang lebih besar bagi daerahnya dan menyerap lebih banyak tenaga kerja. Investasi industri hilirisasi ini, menurut dia, tak hanya menambah lapangan kerja dari sektor tersebut, tetapi juga membuka lapangan usaha di sektor perumahan, makanan, dan sektor lainnya.
"Ini menciptakan multiplayer yang besar. Saya juga sudah meminta kepada perusahaan untuk mendahulukan SDM lokal," ujarnya.