Dunia Hadapi Krisis Pangan, Ini Solusi G20 untuk Cegah Kelaparan
Negara-negara G20 menegaskan perlunya memperbarui aturan perdagangan pangan pertanian global dan melarang pembatasan ekspor dan pangan. Upaya ini diperlukan untuk mencegah krisis pangan yang menyebabkan kelaparan dan kekurangan gizi, terutama di negara berkembang.
Berdasarkan dokumen deklarasi G20 Bali, negara-negara G20 berkomitmen untuk melindungi masyarakat dunia yang paling rentan dari kelaparan dengan menggunakan semua alat yang tersedia untuk mengatasi krisis pangan global. Hal ini perlu dilakukan dengan mencegah lonjakan harga dan mencegah kekurangan komoditas pangan dan pupuk secara global.
Para kepala negara juga menyerukan percepatan transformasi menuju pertanian dan sistem pangan dan rantai pasokan yang berkelanjutan dan tangguh.
"Kami menegaskan kembali perlunya memperbarui aturan perdagangan pangan pertanian global, serta pentingnya untuk tidak memberlakukan larangan atau pembatasan ekspor pada pangan dan pupuk dengan cara yang tidak sesuai dengan ketentuan WTO yang relevan, demikian tertulis dalam dokomen yang disepakati Rabu (16/11).
Untuk mencegah krisis pangan memburuk, para kepala negara menekankan pentingnya membangun Deklarasi Matera G20, bekerja sama untuk memproduksi dan mendistribusikan makanan secara berkelanjutan, memastikan bahwa sistem pangan berkontribusi lebih baik untuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, serta menghentikan dan membalikkan hilangnya keanekaragaman hayati.
Negara-negara G20 juga menekankan pentingnya upaya untuk mendiversifikasi sumber makanan, mempromosikan makanan bergizi untuk semua, memperkuat rantai nilai pangan global, regional, dan lokal, dan mempercepat upaya untuk mengurangi kehilangan dan pemborosan pangan
"Kami menyambut baik inisiatif global, regional, dan nasional dalam mendukung ketahanan pangan, dan khususnya mencatat kemajuan yang dibuat oleh Kelompok Tanggap Krisis Global Sekretaris Jenderal PBB tentang Pangan, Energi dan Keuangan, serta tanggapan ketahanan pangan Kelompok Bank Dunia dan IMF," kata G20.
Negara-negara G20 sepakat untuk menerapkan pendekatan One Health, mengintensifkan penelitian tentang ilmu dan teknologi pangan, dan meningkatkan kapasitas pemangku kepentingan di sepanjang rantai pasokan pangan. Ini terutama berlaku khususnya perempuan, pemuda, petani kecil, dan petani marginal serta nelayan.
G20 juga mendukung upaya internasional untuk menjaga agar rantai pasokan makanan tetap berfungsi dalam situasi yang menantang. Mereka berkomitmen untuk mengatasi kerawanan pangan dengan memastikan aksesibilitas, keterjangkauan, dan keberlanjutan makanan dan produk makanan bagi mereka yang membutuhkan, terutama di negara berkembang dan negara kurang berkembang.
Negara-negara G20 akan berupaya untuk mencegah dampak negatif yang diciptakan negara tertentu untuk meningkatkan ketahanan pangannya secara sengaja. Mereka juga berkomitmen untuk memfasilitasi pasokan kemanusiaan untuk memastikan akses ke makanan dalam situasi darurat.
G20 turut menyerukan kepada Negara-negara Anggota PBB dan semua pemangku kepentingan terkait dengan sumber daya yang tersedia untuk memberikan sumbangan dan sumber daya untuk mendukung negara-negara yang paling terkena dampak krisis pangan.
"Kami terus mengupayakan untuk menahan dampak kemanusiaan yang disebabkan oleh sanksi dan menyerukan semua negara mendukung ini," ujarnya.
Dalam rangka mendukung kampanye penyelenggaraan G20 di Indonesia, Katadata menyajikan beragam konten informatif terkait berbagai aktivitas dan agenda G20 hingga berpuncak pada KTT G20 November 2022 nanti. Simak rangkaian lengkapnya di sini.