Cina Revisi Data Ekonomi 2021, PDB Bertambah Rp 1.251 Triliun

ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song/WSJ/cf
Ilustrasi. Ekonomi Cina diperkirakan hanya tumbuh 2,7% pada tahun ini.
Penulis: Agustiyanti
28/12/2022, 15.56 WIB

Cina merevisi data produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2021 lebih besar 556 miliar yuan atau sekitar Rp 1.251 triliun (asumsi kurs JISDOR akhir 2021 Rp 2.250 per yuan) dari perhitungan sebelumnya.

Mengutip Reuters, data terbaru Biro Statistik Nasional (NBS) Cina menunjukkan ekonomi negara tumbuh 8,4% pada tahun 2021 dari tahun sebelumnya, lebih tinggi dari 8,1% yang dilaporkan sebelumnya. PDB Cina naik dari 114,92 triliun yuan atau Rp 258.570 triliun pada tahun lalu, naik 556,7 miliar yuan dari perkiraan sebelumnya. Penambahan tersebut setara dengan seluruh PDB Bulgaria pada 2021.

Data akhir dari biro tersebut menunjukkan sektor jasa yang menyumbang 53% dari PDB China, tumbuh 8,5%  pada tahun 2021 dibandingkan tahun sebelumnya. Dalam perkiraan awal NBS, sektor ini tumbuh 8,2% pada tahun lalu.

Pertumbuhan sektor manufaktur dan konstruksi yang menjadi penyumbang terbesar PDB Cina mencapai 39% juga direvisi ke atas dari estimasi awal 8,2% menjadi 8,7%, 

Meski ekonomi Cina melesat pada tahun lalu, kinerjanya sepanjang tahun ini lesu. Pertumbuhan ekonomi sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini mencapai 3%. Bank Dunia juga telah memangkas proyeksi ekonomi Cina pada tahun ini dari 5,5% menjadi 2,7%. 

Ekonomi Cina tertekan oleh pembatasan aktivitas yang dilakukan pemerintah sepanjang tahun ini demi mengejar target nol kasus Covid-19. Namun, pemerintah Cina pada bulan ini memutuskan untuk melonggarkan kebijakan pembatasan demi mendorong perekonomian. Hal ini berimbas pada lonjakan kasus di negara berpenduduk terbesar dunia itu. 

Otoritas Cina bahkan memperkirakan 250 juta warga setempat tertular Covid-19 selama periode 1-20 Desember 2022 atau sekitar 18% dari total populasi.

Deputi Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (CDC) Sun Yang mengatakan,,  penyebaran COVID-19 terus meningkat. Separuh jumlah penduduk Kota Beijing dan Provinsi Sichuan telah tertular COVID-19 varian Omicron BF.7.

Di Provinsi Zhejiang, jumlah kasus positif Covid-19 telah mencapai lebih dari satu juta pada Minggu (25/12).

Deputi Direktur Komisi Kesehatan Provinsi Zhejiang Yu Xinle menyebutkan bahwa dalam sepekan yang lalu. terdapat lebih dari 408.400 pengunjung klinik kesehatan. Jumlah tersebut meningkat 14 kali lipat dari kunjungan biasa.

Pihaknya memperkirakan angka kasus positif bisa mencapai dua juta selama puncak arus mudik liburan Tahun Baru Imlek pada Januari-Februari 2023. Namun demikian, Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) mengumumkan penghentian publikasi data kasus COVID-19 harian mulai Minggu (25/12).