Ekonomi Indonesia Masih Moncer, Benarkah Perppu Ciptaker Mendesak?

ANTARA FOTO/Reno Esnir/YU
Ilustrasi.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
4/1/2023, 15.42 WIB

Selain itu, dampak 'gonjang-ganjing' ekonomi dunia ke dalam negeri kemungkinan tidak separah yang dialami negara lain di Asia Tenggara. Ekonom Senior yang juga Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri sebelumnya memperkirakan Indonesia tidak akan resesi tahun ini sekalipun prospek ekonomi dunia suram.

Menurut dia, dampak perlambatan global ke dalam negeri relatif terbatas karena ekspor yang melemah memiliki kontribusi yang kecil dalam perekonomian Indonesia. Di sisi lain, Indonesia masih punya harapan terhadap konsumsi rumah tangga yang menyumbang lebih dari separuh perekonomian. 

Kepala Pusat Makro Ekonomi dan Keuangan INDEF M Rizal Taufikurahman mengatakan, perekonomian Indonesia secara historis kuartalan masih ekspansif sepanjang tahun lalu meskipun ancaman resesi sebetulnya sudah muncul sejak pertengahan 2022. Perkiraan pertumbuhan tahun ini masih bisa mencapai 5,1%.

"Jika dilihat struktur ekonomi dari sisi produksi dan konsumsi tahun ini masih optimis. Apalagi Indonesia sangat kuat dengan sumber daya alam nya dan dibutuhkan di pasar global," ujarnya saat dihubungi, Rabu (4/1).

Senada, Ekonom CORE Indonesia Yusuf Rendy Manilet juga optimistis dengan prospek cerah ekonomi Indonesia tahun ini meskipun diperkirakan melambat. Perekonomian masih bisa tumbuh antara 4,5%-5%. 

Ada sejumlah alasan Indonesia tidak perlu terlalu khawatir dengan prospek tahun ini. Pandemi yang menjadi ancaman bagi perekonomian selama tiga tahun terakhir mulai turun. Pemerintah bahkan telah mencabut kebijakan PPKM. Rendy menilai, berkurangnya tekanan dari pandmei jadi modal bagi berlanjutnya pemulihan ekonomi tahun ini.

"Faktor geopolitik yang menjadi penyebab ketidakpastian perekonomian 2022, pada tahun ini tensinya mulai mereda, sehingga seharusnya faktor dari geopolitik itu sendiri tidak atau sedikit lebih kecil pengaruhnya jika dibandingkan dengan tahun lalu," kata Rendy.

Oleh karena itu, ia menilai kurang pas jika pemerintah beralasan terbitnya Perppu Cipta Kerja karena tantangan perekonomian. Menurutnya, risiko tahun ini relatif mirip dengan tahun lalu, bahkan beberapa risiko yang masih ada tahun lalu telah membaik pada tahun ini seperti Covid-19.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said