Neraca Perdagangan 2022 Surplus Rp 817 T, Tertinggi dalam Sejarah

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/YU
Ilustrasi. Surplus neraca perdagangan sepanjang 2022 merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
16/1/2023, 12.12 WIB

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan sepanjang 2022 surplus US$ 54,46 miliar atau setara Rp 817 triliun dengan asumsi kurs Rp 15.000 per dolar AS. Kinerja neraca perdagangan tahun lalu melonjak 53,76 dibandingkan 2021 dan merupakan rekor tertinggi dalam sejarah. 

Kinerja ekspor dan impor sepanjang 2022 juga membukukan rekor tertinggi sepanjang sejarah. Ekspor sepanjang tahun lalu melonjak 26,07% menjadi US$ 291,98 miliar, sedangkan impor naik 21,07% menjadi US$ 237,52 miliar. 

"Surplus neraca perdagang masih ditopang oleh surplus neraca nonmigas yang mencapai US$ 78,85 miliar, sedangkan neraca migas defisit US$ 24,39 miliar," ujar Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Senin (16/1). 

Margo menjelaskan, surplus neraca perdagangan nonmigas Indonesia pada tahun lalu terutama berasal dari tiga negara, yakni Amerika Serikat mencapai US$ 18,89 miliar, India sebesar US$ 16,6 miliar, dan Filipina US$ 11,4 miliar, Surplus dagang dengan AS, menurut Margo, terutama terjadi pada komoditas pakaian dan aksesoris rajutan, mesin dan peralatan listrik, serta pakaian jadi bukan rajutan. 

"Surplus dengan India terutama untuk bahan bakar mineral, lemah dan minyak hewan nabati, serta logam, terak, dan abu," ujarnya.

Sementara itu, surplus dagang dengan Filipina, terutama disumbangkan oleh komoditas bahan bakar mineral, kendaraan dan bagiannya, serta lemak dan minyak hewan nabati.

Di sisi lain, Indonesia juga mencatatkan defisit nonmigas yang besar terhadap tiga negara. Defisit neraca perdagangan terbesar terjadi pada Australia mencapai US$ 6 miliar, Thailand US$ 3,96 miliar, dan Cina US$ 3,96 miliar. 

Menurut Margo, defisit perdagangan dengan Australia terutama terjadi pada komoditas bahan bakar mineral, serelia, serta bijih logam, terak, dan abu. Defisit perdagangan dengan Thailand terutama disumbangkan oleh barang dari plastik, gula dan kembang gula, serta mesin-mesin pesawat mekanik. 

"Defisit perdagangan dengan Cina, terutama terjadi pada komoditas mesin atau pesawat mekanik, mesin atau peralatan listrik, dan plastik serta barang dari plastik," katanya.

Meski mencetak rekor terbesar sepanjang sejarah pada 2022, surplus neraca perdagangan pada Desember 2022 turun menjadi US$ 39,82 miliar seiring kinerja ekspor dan impor yang melandai. Indonesia telah mencetak surplus neraca perdagangan selama 32 bulan secara berturut-turut.