Bank Indonesia optimistis nilai tukar rupiah menguat sepanjang tahun ini. Kurs rupiah telah menguat hampir 4% pada satu bulan pertama tahun ini ke level di bawah Rp 15.000 per dolar AS.
Gubernur BI Perry Warjiyo optimistis kondisi perekonomian Indonesia pada tahun ini tetap kuat meski kondisi perekonomian global perlu diwaspadai. Aliran modal asing akan masuk dalam jumlah besar, baik dalam bentuk investasi langsung maupun portofolio.
"Aliran modal asing sudah masuk US$ 2,4 miliar pada awal tahun ini. Untuk itu, kami meyakini nilai tukar rupiah akan menguat," ujar Perry dalam Peluncuran Laporan Transparansi dan Akuntabilitas BI di Jakarta, Senin (30/1).
Ia menjelaskan, faktor fundamental ekonomi Indonesia memberikan justifikasi dasar bahwa nilai tukar rupiah akan menguat pada tahun ini. BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 4,9% pada tahun ini, dengan potensi mencapai di atas 5% jika konsumsi tumbuh lebih cepat.
Perry juga meyakini inflasi akan lebih terkendali pada tahun ini. Inflasi inti diperkirakan di bawah 4% pada semester I, sedangkan inflasi secara keseluruhan akan kembali di bawah 4% setelah efek dasar kenaikan harga BBM memudar pada September.
"Bandingkan dengan sejumlah negara di dunia yang masih memiliki inflasi tinggi." ujarnya.
Faktor fundamental lainnya yang juga akan menjadi penopang rupiah adalah neraca pembayaran, yang juga mencakup transaksi berjalan. Perry memperkirakan transaksi berjalan pada tahun ini seimbang, sedangkan neraca pembayaran surplus pada tahun ini.
"Ini menjadi dasar keyakinan kami bahwa rupiah akan menguat setelah gejolak global semakin memudar," ujarnya.
BI mencatat rupiah sepanjang tahun lalu melemah 8,9% terhadap dolar AS. Meski demikian, pelemahan rupiah lebih baik dibandingkan mata uang banyak negara emerging lainnya. Dolar AS menguat mencapai lebih dari 20% terhadap sekeranjang mata uang utama dunia lainnya.