Faisal Basri Sebut Jokowi Gagal Wujudkan Transformasi Ekonomi

Agung Samosir|KATADATA
Ekonom senior Faisal Basri
Penulis: Abdul Azis Said
21/2/2023, 20.34 WIB

"Ngomong industri terus, baterai listrik, mobil listrik tapi realitasnya mundur terus, padahal industri tulang punggung ekonomi, kalau tulang belakang sakit susah ngapa-ngapain," ujarnya.

Selain itu, ia mengkritik pemerintahan Jokowi yang punya target ambisius untuk mengangkat perekonomian tetapi minim usaha. Salah satu mesin untuk mendorong perekonomian yakni lewat keuangan negara atau APBN, karena itu untuk mendukung APBN maka perlu penerimaan negara yang kuat. 

Ia menyebut, penerimaan negara justru terus menyusut, tercermin dari rasio penerimaan perpajakan terhadap PDB yang menjadi 10,44% pada tahun lalu. Selama beberapa tahun terakhir bahkan menyusut ke satu digit di bawah 10%. Realisasi tahun lalu menurun dibandingkan 2014 sebesar 13,7%.

Penerimaan negara tidak meningkat sehingga kas negara makin pas-pasan. Faisal juga menyebut belanja negara juga banyak mengalir hanya untuk pembayaran bunga utang hingga gaji PNS, sementara belanja untuk bansos yang dirasakan masyarakat tak banyak.

"Ini gara-gara banyak maunya tapi tidak banyak melakukan upaya untuk meningkatkan penerimaan supaya keinginannya terwujud, jadinya gelap mata," kata Faisal.

Sebaliknya, pemerintah mengklaim beberapa kesuksesan ekonomi, salah satunya daya saing perekonomian Indonesia yang dianggap semakin membaik. Hal ini membantu makin derasnya arus masuk investasi yang tidak lagi melulu berkosentrasi di pulau Jawa. 

"Daya saing kita membaik didukung oleh infrastruktur yang pemerataannya dilakukan di semua provinsi. Alhamdulillah itu sangat mendukung sekali stabilitas ekonomi kita sekarang," kata Jokowi di Youtube Sekretariat Presiden, (11/1).

Jokowi menyebut, semakin derasnya investasi asing yang masuk membantu mengurangi jumlah pengangguran. Pada Agustus tahun lalu, angka pengangguran sebesar 5,86%, menyusut dari 7,07% pada tahun pertama pandemi.

Indikator pembangunan lainnya juga menunjukkan perbaikan setelah terhantam pandemi. Angka kemiskinan kembali turun ke 9,57% pada September tahun lalu, dari tahun pertama pandemi yang melonjak ke 10,19%.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said