Laporan Khusus | KTT ASEAN 2023

ASEAN Kaji Perkuat Chiang Mai Initiative, Bantalan untuk Hadapi Krisis

ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/nym.
Delegasi dari negara-negara ASEAN mengikuti ASEAN Central Bank Governors Meeting (ACGM) - Financial Institutions CEO Dialogues di Bali Nusa Dua Convention Center, Badung, Bali, Kamis (30/3/2023).
Penulis: Agustiyanti
3/4/2023, 07.20 WIB

Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral ASEAN mengkaji kemungkinan memperkuat fasilitas bantuan keuangan regional Chiang Mai Initiative dalam pertemuan di Bali pada pekan lalu. Bantalan keuangan ASEAN+3 ini perlu diperkuat untuk menghadapi kemungkinan krisis keuangan di masa depan. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, para menteri keuangan ASEAN memberikan sejumlah catatan terkait upaya fiskal  dalam tiga tahun terakhir untuk mengatasi dampak pandemi Covid-19 selama pertemuan. Fiskal negara-negara ASEAN selama  itu didesain untuk mengatasi pandemi, menyediakan dukungan sosial , dan memulihkan ekonomi yang dapat berdampak buruk. Hal ini, menurut Sri Mulyani, akan menjadi isu yang dapat memicu siklusi krisis berikutnya.

"Maka fiskal harus siap dan kuat. Kami juga memikirkan kerja sama di tingkat regional, bagaimana agar ketika krisis apapun, ada kemampuan untuk melakukan respons dan dalam hal ini untuk mengurangi beban masyarakat. Apakah ada yang bisa kita lakukan dalam konteks ASEAN, oleh karena itu Chiang Mai Initiative adalah sesuatu," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers, akhir pekan lalu. 

Sri Mulyani mengatakan, insiatif dan kerja sama di tingkat regional yang lebih banyak dibutuhkan. Ini untuk meningkatkan kemampuan negara-negara ASEAN merespons berbagai krisis yang mungkin terjadi, tak hanya keuangan tetapi juga terkait perubahan iklim, pangan, dan pandemi. "Oleh karena itu, bukan hanya Chian Mai Initiative yang kami bahas, kami juga bahas ASEAN Infrastructur Fund yang saat ini telah membentuk ASEAN Climate Change Fund dan  bagaimana dukungan untuk transisi ekonomi," ujar dia. 

Menurut Sri Mulyani, para menteri keuangan ASEAN juga akan menyelaraskan diskusi dengan menteri pertanian untuk menjaga ketahanan pangan melalui kerja sama. Ini diperkukan  menghadapi gejolak dalam dua tahun terakhir, seperti yang antara lain terjadi pada komoditas minyak goreng. 

"Terkait keuangan dan kesehatan, fokus kami adalah memperkuat dan konsisten dengan apa yang sudah kami lakukan di G20 yakni memperkuat kerjasama antara keuangan dan kesehatan," kata dia.

Sri Mulyani mengatakan, beberapa negara, termasuk Singapura juga meminta negara ASEAN mendukung Pandemic Fund. Selain itu, ASEAN akan melakukan analisis kesenjangan kesehatan dan memperkuat sistem kesehatan di setiap negara. Ini penting untuk mengatasi pandemi yang mungkin terjadi di masa depan.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, upaya memperkuat Chiang Mai Initiative akan dibahas dalam pertemuan ASEAN+3 yang akan datang. Pembahasan nantinya tak akan hanya terbatas untuk memperbesar insiatif tersebut, tetapi juga memperkuat pemantauan dan pencehan krisis dalam mekanisme Chiang Mai Initiative.

"Dalam pertemuan menteri keuangan dan bank sentral ASEAN, kami lebih fokus membahas bagaimana untuk memitigasi risiko ketimbang bagaimana mengatasi jika krisis terjadi," kata dia dalam kesempatan yang sama. 

Perry menjelaskan, langkah yang didiskusikan mencakup bagaimana negara-negara ASEAN menghadapi dampak rambatan gejolak global. Salah satunya melalui bauran kebijakan, tidak hanya terkait suku bunga tetapi intervensi nilai tukar dan arus modal. 

"Ini sudah dilakukan untuk menahan dampak krisis global. Kebijakan moneter tidak terbatas pada menaikkan suku bunga tetapi juga intervensi valas dan manajemen arus modal. Ini lebih baik ketika diterapkan di ASEAN," kata dia. 

Selain itu, menurut dia, negara-negara ASEAN juga menggunakan kebijakan makroprudensial. Melalui kebijakan tersebut, menurut Perry, kredit tetap bisa didorong di tengah kenaikan suku bunga acuan karena injeksi likuiditas yang dilakukan bank sentral melalui kebijakan makroprudensia. 

Chiang Mai Intiative adalah kesepakatan pertukaran mata uang multilateral yang melibatkan sepuluh anggota ASEAN ditambah Cina, Jepang, dan Korea Selatan. Kesepakatan CMI pertama kali dibentuk pada 2010 sebesar US$ 120 miliar dan diperbesar pada 2012 menjadi US$ 240 miliar. Inisiatif ini berawal dari rangkan kesepakatan bilateral antara negara ASEAN+3 tersebut yang melakukan pertemuan pada rapat tahunan Bank Pembangunan Asia atau ADB di Chiang Mai, Thailand.

Inisiatif ini dibentuk untuk mengatasi masalah likuiditas yang mungkin dihadapi negara-negara anggota jika terjadi gejolak keuangan. Meski diinisiasi lebih dari satu dekade lalu, insiatif ini belum pernah diaktifkan. 

Adapun para menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara ASEAN+3 dijadwalkan menggelar pertemuan tahun ini pada 2 Mei di Incheon, Korea Selatan.

Untuk kelima kalinya, Indonesia didapuk menjadi Keketuaan ASEAN. Situasi dunia tahun ini yang belum kondusif tentu menjadi tantangan tersendiri dalam mengemban amanah tersebut. Persaingan kekuatan besar dunia yang meruncing mesti dikelola dengan baik agar konflik terbuka dan perang baru tidak muncul, terutama di Asia Tenggara.

Keketuaan Indonesia juga diharapkan menjadi pintu bagi ASEAN untuk berperan aktif dalam perdamaian dan kemakmuran di kawasan melalui masyarakat ekonomi ASEAN. Untuk itu, Indonesia hendak memperkuat pemulihan ekonomi dan menjadikan Asia Tenggara sebagai mesin pertumbuhan dunia yang berkelanjutan.

Simak selengkapnya di https://katadata.co.id/asean-summit-2023 untuk mengetahui setiap perkembangan dan berbagai infomasi lebih lengkap mengenai KTT Asean 2023.

#KatadataAseanSummit2023 #KalauBicaraPakaiData