International Monetary Fund (IMF) menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia di tengah melambatnya momentum pemulihan ekonomi Cina.
Dalam update terbaru World Economic Outlook (WEO) Juli, IMF menaikkan prediksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2023 sebesar 0,2 poin persentasi menjadi 3% dari sebelumnya 2,8% pada proyeksi April. IMF mempertahankan perkiraan pertumbuhan ekonomi 2024 pada level 3%.
Dari sisi inflasi, IMF juga memprediksikan adanya perbaikan dari tahun lalu. Inflasi utama diproyeksikan mencapai 6,8% tahun ini, turun dari 8,7% pada 2022. Namun, inflasi inti yang tidak termasuk barang-barang volatil, terlihat menurun lebih lambat menjadi 6% dari 6,5% tahun lalu.
“Ekonomi global terus pulih secara bertahap dari pandemi dan invasi Rusia ke Ukraina. Dalam waktu dekat, tanda-tanda kemajuan tidak dapat disangkal,” kata Pierre-Olivier Gourinchas, kepala ekonom IMF dalam blog resmi IMF, seperti dikutip CNBC.com, Rabu (26/7).
“Namun banyak tantangan yang masih membayangi cakrawala, dan masih terlalu dini untuk merayakannya,” ujarnya lagi. IMF menyoroti kekhawatiran dengan kondisi kredit yang lebih ketat, tabungan rumah tangga yang terkuras di AS dan pemulihan ekonomi yang lebih dangkal dari perkiraan di Cina akibat lockdown Covid-19 yang ketat.
“Di AS, kelebihan tabungan dari transfer terkait pandemi, yang membantu rumah tangga mengatasi krisis biaya hidup dan kondisi kredit yang lebih ketat, semuanya habis,” kata Gourinchas.
“Di Cina, pemulihan setelah pembukaan kembali ekonominya menunjukkan tanda-tanda kehilangan tenaga di tengah berlanjutnya kekhawatiran tentang sektor properti, dengan implikasi terhadap ekonomi global,” ujarnya lagi. Simak proyeksi pertumbuhan ekonomi sejumlah negara menurut WEO April pada databoks berikut.
Menurut IMF, AS, ekonomi terbesar di dunia, akan tumbuh 1,8% tahun ini dan 1% pada 2024. Sedangkan Cina, produk domestik bruto terlihat turun dari 5,2% tahun ini menjadi 4,5% untuk tahun 2024.
“Pelemahan berkelanjutan di sektor real estat Cina membebani investasi, permintaan asing tetap lemah, dan meningkatnya pengangguran kaum muda, sebesar 20,8% pada Mei 2023, menunjukkan kelemahan pasar tenaga kerja,” kata IMF dalam laporannya. “Data frekuensi tinggi hingga Juni mengonfirmasi momentum pelunakan hingga kuartal kedua 2023.”
Komentar tersebut muncul setelah saham Cina menguat pada hari Selasa di belakang pernyataan dari otoritas negara bahwa mereka sedang mempersiapkan lebih banyak stimulus. Beijing dilaporkan sedang mengerjakan langkah-langkah baru untuk memperluas permintaan domestik, menurut Reuters, mengutip kantor berita negara China.
IMF Pangkas Proyeksi Ekonomi Jerman
Di antara ekonomi utama Eropa, Jerman adalah satu-satunya di mana IMF memangkas ekspektasi pertumbuhannya untuk tahun ini. IMF melihat ekonomi Jerman berkontraksi sebesar 0,3% tahun ini, yang merupakan pengurangan 0,2 poin persentase dari perkiraan bulan April.
Hal ini disebabkan output manufaktur yang lebih lemah dan kinerja pertumbuhan yang lebih rendah selama kuartal pertama tahun ini, kata IMF.
Data yang dirilis Senin menunjukkan aktivitas bisnis menyusut lebih cepat dari yang diperkirakan pada Juli di seluruh zona euro. Di Jerman, data menunjukkan kontraksi ekonomi dengan tingkat produksi manufaktur turun selama tiga bulan berturut-turut dan pada laju tercepat sejak Mei 2020.
“Ini adalah awal yang buruk untuk kuartal ketiga bagi ekonomi Jerman, dengan flash PMI turun ke wilayah kontraksi. Penurunan terus dipimpin oleh sektor manufaktur, sedangkan perlambatan pertumbuhan sektor jasa yang dimulai bulan lalu telah diperpanjang hingga Juli,” kata Cyrus de la Rubia, kepala ekonom di Bank Komersial Hamburg, tentang rilis data tersebut.