Bos BI Prediksi Suku Bunga The Fed Bersaing dengan BI di Level 5,75%

123rf
The Fed (Federal Reserve)
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Lavinda
1/8/2023, 20.47 WIB

Bank Indonesia memperkirakan tingkat suku bunga bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve akan naik sekali lagi pada September 2023, sehingga makin mendekati suku bunga kebijakan di dalam negeri. Beberapa pelaku pasar memperkirakan The Fed akan mengerek suku bunga sebanyak 25 bps.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan perkiraan dasar BI, suku bunga The Fed akan naik 25 bps lagi menjadi 5,5%-5,75% pada pertemuan bulan depan. Meski demikian, pihaknya masih terus menanti berbagai rilis data ekonomi AS, terutama mengumpulkan bukti-bukti sejauh mana penurunan inflasi di AS.

"Kami memperkirakan terminal rate-nya September menjadi 5,75%, ini bersaing dengan suku binga BI 5,75%," ujarnya dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Jakarta, Selasa (1/8).

Setelah itu, Perry mengatakan pihaknya akan terus memantu perkembangan di AS tiap bulan. Meski demikian, harapannya The Fed sudah tidak akan menaikkan lagi suku bunga setelah bulan depan.

Di sisi lain, ia memastikan akan terus menjaga stabilitas rupiah sebagai dampak kenaikan suku bunga The Fed. Koordinasi dengan otoritas keuangan lainnya di bawah payung Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) juga terus dilakukan untuk memastikan sistem keuangan juga berjalan baik.

Untuk diketahui, selisih antara suku bunga The Fed dan BI yang semakin menipis berpotensi menekan rupiah. Pasalnya, aset investasi rupiah menjadi kurang kompetitif karena imbal hasil aset investasi di AS juga naik seiring kenaikan suku bunga The Fed.

Analis pasar uang PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra menilai rupiah berpotensi tertekan jika The Fed kembali menaikkan suku bunga pada September. Namun, menurut dia, tekanannya tidak akan terlalu besar karena pasar saat ini sudah mengantisipasi kenaikan tersebut  atau price in.  

Menurut dia, pelaku pasar masih akan mengamati sinyal yang diberikan para pejabat The Fed beberapa waktu ke depan Jika inflasi Amerika Serikat terus turun, bukan tidak mungkin The Fed akan memberi sinyal dovish pemangkasan suku bunga.

"Kalau sinyal itu yang ditangkap pelaku pasar, dolar AS justru akan tertekan lagi terhadap nilai tukar lainnya," kata Ariston beberapa hari lalu.

Selain itu, dia mengatakan masih banyak faktor yang bisa mempengaruhi pasar hingga akhir tahun ini. Menurut dia, ada kemungkinan faktor-faktor baru yang belum diketahui muncul dan menjadi perhatian pasar. Oleh karena itu, ia memperkirakan rupiah akan berada dalam rentang Rp 14.500- Rp 15.200 per dolar AS hingga akhir tahun. 

Reporter: Abdul Azis Said