Presiden Jokowi menargetkan tingkat pengangguran terbuka tahun 2024 dapat ditekan 5% hingga 5,7%.
“Lalu angka kemiskinan diharapkan dapat ditekan dalam rentang 6,5% hingga 7,5%, rasio gini dalam kisaran 0,374 hingga 0,377. Serta Indeks Pembangunan Manusia dalam rentang 73,99 hingga 74,02,” kata Jokowi dalam pidato Nota Keuangan 2023 di Gedung DPR dan MPR, Jakarta, Rabu (16/8).
Selain itu, nilai tukar petani dan nilai tukar nelayan juga ditingkatkan untuk mencapai kisaran masing-masing 105 sampai dengan 108 dan 107 sampai dengan 110.
Adapun tingkat pengangguran berhasil diturunkan dari 6,26% pada Februari 2021 menjadi 5,45% pada Februari 2023. Sementara tingkat kemiskinan juga terus menurun menjadi 9,36% pada Maret 2023, dari puncaknya di masa pandemi 10,19% pada September 2021.
Jokowi mengatakan bahwa Indonesia telah berhasil mengatasi tantangan besar akibat pandemi tersebut dengan hasil yang gemilang. Bahkan Indonesia menjadi salah satu negara yang berhasil menangani krisis kesehatan dengan cepat dan baik.
Hal ini terpampang dalam kondisi perekonomian Indonesia yang mencatatkan pertumbuhan sejak akhir 2021 konsisten berada diatas 5%.
Sepanjang semester pertama 2023, ekonomi nasional tumbuh 5,1%. Inflasi Indonesia juga semakin terkendali dan mencapai 3,1% sampai dengan Juli 2023. Pemulihan ekonomi yang cepat dan kuat telah membawa Indonesia naik kelas, masuk kembali ke dalam kelompok negara berpendapatan menengah atas di tahun 2022.
“Pemulihan ekonomi yang cepat dan kuat telah membawa Indonesia naik kelas, masuk kembali ke dalam kelompok negara berpendapatan menengah atas di tahun 2022," kata Jokowi.
Pemerintah sebelumnya menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun depan 5,3% sampai 5,7% sebagaimana termuat dalam dokumen Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal. Namun dalam pembahasan dengan DPR, target direvisi menjadi 5,1% sampai 5,7%.
Target pertumbuhan ekonomi tersebut lebih optimistis dibandingkan beberapa proyeksi lembaga keuangan internasional. Proyeksi Dana Moneter Internasional atau IMF lebih rendah dari target tersebut yakni hanya tumbuh 5%. Proyeksi tersebut telah direvisi dari proyeksi April lalu bahwa ekonomi Indonesia bisa tumbuh 5,2% tahun depan.
Bank Pembangunan Asia atau ADB juga memperkirakan pertumbuhan Indonesia hanya 5%. Bank Dunia punya ramalan lebih suram, pertumbuhan ekonomi nasional hanya 4,9%. Bank Dunia memperkirakan perekonomian Indonesia baru bisa kembali tumbuh di 5% pada tahun 2025.