Rupiah melemah 0,20% pada awal perdagangan Rabu (6/9) ke level 15,270 per dolar Amerika Serikat. Para analis memprediksikan rupiah akan melanjutkan tren pelemahannya hari ini.
Analis pasar uang Lukman Leong mengatakan dalam risetnya rupiah diperkirakan akan kembali melemah tertekan oleh penguatan dolar AS ke level terkuat dalam hampir 6 bulan di tengah sentimen perlambatan ekonomi global.
“Permintaan kuat dolar AS oleh aksi flight to safety setelah data PMI Cina dan Eropa yang lebih lemah dari harapan,” ujar Lukman yang memperkirakan rupiah akan bergerak dalam rentang 15,250-15,350.
Analis pasar uang Ariston Cendra pun menilai rupiah berpeluang melemah lagi hari ini karena indeks dolar AS bergerak naik sejak kemarin dan menembus level tertinggi selama 6 bulan di kisaran 104,80. Demikian juga tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS bergerak naik.
Penguatan dollar dipicu oleh data pesanan pabrik AS bulan Juli yang dirilis semalam menunjukkan penurunan yang di bawah ekspektasi pasar.
Selain itu, semalam anggota dewan Gubernur Bank Sentral AS, Christopher Waller juga menjelaskan kemungkinan Bank Sentral bisa menahan suku bunga tinggi lebih lama untuk mengendalikan inflasi.
“Kekhawatiran pasar terhadap perlambatan ekonomi Cina juga menyumbang tekanan untuk aset berisiko termasuk rupiah. Pasar masuk ke aset aman dollar AS,” katanya. Ariston memprediksi rupiah berpotensi melemah ke arah 15.300, dengan potensi support di kisaran 15.250.
Pergerakan beberapa uang Asia pun melemah terhadap dolar AS. Baht Thailand turun 0,17%, yen Cina turun 0,18%, peso Filipina turun 0,17%, dolar Singapura turun 0,13% dan dolar Hong Kong turun 0,02%.