ASEAN +3 akan Permudah Penarikan Bantalan Krisis Chiang Mai Inisiatif

ANTARA FOTO/MEDIA CENTER KTT ASEAN 2023/M Agung Rajasa/aww.
Suasana KTT ke-24 ASEAN-Republic of Korea di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (6/9/2023).
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
8/9/2023, 07.17 WIB

Negara-negara ASEAN beserta Jepang, Korea Selatan, dan Cina atau ASEAN+3 akan memperbarui pedoman pengaturan pertukaran mata uang regional yang dikenal dengan prakarsa Chiang Mai atau Chiang Mai Initiative. Pembaruan pedoman akan mencakup penyederhanaan proses untuk penarikan komitmen ini jika dibutuhkan oleh salah satu negara anggota. 

Prakarsa Chiang Mai atau Chiang Mai Initiative adalah pengaturan pertukaran mata uang regional pertama yang diluncurkan oleh negara-negara ASEAN+3. Komitmen ini disepakati pada Mei 2000 saat pertemuan tahunan Bank Pembangunan Asia.

Adapun tujuan pembentukan komitmen ini adalah sebagai bantalan krisis untuk mengatasi kesulitan likuiditas jangka pendek di kawasan dan untuk melengkapi langkah untuk mengatasi kesulitan likuiditas internasional yang ada. Chiang Mai Initiative terdiri dari ASEAN Swap Arrangement (ASA) antar negara ASEAN, dan jaringan bilateral swap arrangement (BSA) antar negara ASEAN+3.

Pada awal kesepakatan, komitmen yang dikumpulkan Chiang Mai Initiative terdiri dari US$ 120 miliar. Dana ini dapat dialokasikan bank-bank sentral negara ASEAN+3 dari cadangan devisanya. Adapun kumpulan komitmen dana ini telah dinaikkan pada 2014 menjadi US$ 24o miliar. 

"Mekanismenya penarikan Chiang Mai Initiative lebih tidak sederhana dibandingkan dana yang disediakan IMF. Ini perlu dipermudah" kata Airlangga usai KTT Asia Timur ke-18, Kamis (7/9).

Fasilitas CMIM mencakup dua instrumen, yakni untuk pencegahan krisis (Precautionary Line) dan penyelesaian krisis (Stability Facility) dengan opsi keterkaitan dengan fasilitas IMF.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief