Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih melanjutkan tren melemah. Rupiah turun 0,07% ke level 15.391 per dolar AS pada awal perdagangan Rabu (20/9).
Pengamat pasar uang, Lukman Leong, memperkirakan rupiah akan bergerak datar cenderung melemah terbatas. Hal ini disebabkan oleh dolar AS yang mulai rebound jelang rapat FOMC bank sentral AS, The Federal Reserve.
Lukman memprediksi rupiah akan bergerak dalam rentang 15.350-15.450.
Sementara pengamat pasar uang, Ariston Chendra, menilai isu kebijakan the Fed dan kenaikan harga minyak mentah masih menjadi faktor penggerak rupiah terhadap dolar AS hari ini.
“Pelaku pasar masih mewaspadai kemungkinan Bank Sentral AS akan mengeluarkan pernyataan hawkish yang mendukung kebijakan suku bunga tinggi karena inflasi AS yang belum juga turun ke level target,” katanya.
Selain itu, pergerakan rupiah dipengaruhi ancaman inflasi dari kenaikan harga minyak mentah dunia.
Yield obligasi pemerintah AS juga terlihat masih di level atas. Menurut Ariston, hal ini mengindikasikan ekspektasi pasar terhadap kebijakan suku bunga tinggi AS.
Ariston memperkirakan rupiah kemungkinan masih tertekan terhadap dolar AS hari ini dengan faktor di atas. Potensi pelemahan ke arah 15,400, dengan potensi support di sekitar 15,350.
Sejumlah mata uang Asia menunjukkan penguatan terhadap nilai tukar dolar AS. Seperti yen Jepang naik 0,06%, dolar Singapura naik 0,03%, peso Filipina naik 0,01%, dan ringgit Malaysia naik 0,03%.
Menurut Forbes Advisor, rupiah merupakan salah satu mata uang dengan di dunia pada awal Juli 2023. Forbes Advisor mengukur kekuatan mata uang negara-negara berdasarkan nilai tukarnya terhadap dolar Amerika Serikat (USD).