Nilai tukar rupiah menguat 0,25% menjadi Rp 15.480 per dolar Amerika Serikat di pasar spot pada pagi ini (29/9). Ini karena data ekonomi Amerika yang melemah.
Selain rupiah, beberapa mata uang Asia menguat terhadap dolar Amerika hari ini. Berdasarkan data Bloomberg, peso Filipina naik 0,51%, yuan Cina 0,19%, ringgit Malaysia 0,4%, dan baht Thailand 0,02%.
Analis Pasar Uang Lukman Leong menilai rupiah berpotensi menguat, setelah beberapa data ekonomi seperti penjualan rumah tertunda di Amerika Serikat dan indeks manufaktur The Fed Kansas yang sangat lemah.
“Namun penguatan mungkin terbatas, mengingat investor masih akan mengantisipasi data penting inflasi indeks belanja personal atau PCE Amerika malam ini,” kata Lukman dalam risetnya.
Ia memperkirakan rupiah di kisaran Rp 15.450 – Rp 15.550 per dolar AS hari ini.
Sementara Analis Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan rupiah menguat karena indeks dolar AS melemah sejak kemarin (28/9). “Ini seiring data ekonomi AS yang menunjukkan penurunan,” kata dia dalam risetnya.
Data indeks harga di Amerika Serikat pada kuartal II hanya tumbuh 1,7%. Ini mengindikasikan penurunan inflasi.
“Selain itu, data penjualan rumah tertunda pada Agustus turun 7,1% dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami kenaikan 0,5%,” katanya.
Ia memprediksi rupiah menguat ke level support Rp 15.450, dengan potensi ke posisi resistance sekitar Rp 15.520.
Namun pasar masih dibayangi oleh kebijakan suku bunga tinggi di Amerika. Hal ini akan berpengaruh terhadap pergerakan rupiah.
Belum lagi, Amerika akan merilis data indeks harga belanja konsumsi personal Agustus pada malam ini. Jika indeks menurun, maka dolar berpotensi melemah. Begitu sebaliknya.