IMF Pangkas Prospek Ekonomi Global 2023 dari 3,5% jadi 3%

123.rf/bumbledee?
Ilustrasi International Monetary Fund (IMF)
Penulis: Zahwa Madjid
Editor: Lavinda
11/10/2023, 13.26 WIB

Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global melambat pada tahun ini menjadi 3% dari proyeksi sebelumnya 3,5%. Pertumbuhan ekonomi pada tahun depan juga diproyeksi merosot menjadi 2,9%.

Perkiraan tersebut jauh di bawah rata-rata pertumbuhan global secara historis periode 2000-2019 yang sebesar 3,8%.

Melansir riset IMF, ekonomi negara-negara maju diperkirakan melambat dari 2,6% pada 2022 menjadi 1,5% pada 2023, dan 1,4%  pada 2024. Hal ini dipicu oleh pengetatan kebijakan yang mulai berdampak pada pertumbuhan ekonomi. 

Pertumbuhan negara-negara berkembang diperkirakan menurun tipis dari 4,1% pada tahun 2022 menjadi 4,0% pada tahun 2023 dan 2024.

Inflasi global diperkirakan akan terus menurun menjadi 6,9% pada tahun 2023 dan 5,8% pada tahun 202. Hal tersebut disebabkan oleh pengetatan kebijakan moneter yang dibantu oleh rendahnya harga komoditas internasional.

“Inflasi inti secara umum diproyeksikan menurun secara bertahap, dan dalam sebagian besar kasus, inflasi diperkirakan tidak akan kembali ke targetnya hingga tahun 2025,”ujar IMF dalam risetnya dikutip Rabu (11/10).

Namun dalam laporan bertajuk World Economic Outlook Oktober 2023, kekhawatiran akan meluasnya resesi di negara-negara maju diperkirakan mulai memudar.

Kepala Departemen Riset IMF, Pierre-Olivier Gourinchas mengatakan bank sentral harus tetap fokus pada stabilitas harga. Ketika negara-negara menghadapi pandangan inflasi yang semakin berbeda, kebijakan moneter juga harus disesuaikan dengan kecepatan pemulihan dan disinflasi yang spesifik di negara tersebut.

“Kedua, di sebagian besar negara, kebijakan fiskal perlu membangun kembali penyangga, termasuk dengan menghapuskan subsidi yang tidak tepat sasaran secara bertahap sambil melindungi kelompok rentan. Hal ini juga akan membantu dalam memerangi inflasi.” kata Gourinchas dalam keterangan resminya dikutip Rabu (11/10). 

Selanjutnya, Gourinchas menilai negara-negara perlu memfokuskan upaya mereka pada reformasi yang mengurangi hambatan struktural terhadap pertumbuhan, seperti peningkatan pasokan tenaga kerja. 

“Hal ini akan membantu negara-negara tumbuh lebih cepat, memfasilitasi pengurangan utang dan membantu mengurangi tekanan inflasi,” ujar Gourinchas

Reporter: Zahwa Madjid