BI Bocorkan Progres Peluncuran Rupiah Digital, Sudah Sampai Mana?

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/tom.
Petugas menyusun uang pecahan rupiah di Kantor Cabang BSI KC Mayestik, Jakarta, Kamis (28/12/2023).
29/2/2024, 21.10 WIB

Bank Indonesia (BI) tengah menggodok rencana penerbitan sistem mata uang digital bank sentral (CBDC) atau rupiah digital. BI lalu menjelaskan sudah sampai mana progres dari rencana mereka itu.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung menjelaskan pihaknya masih berada dalam proses uji coba atau piloting rupiah digital yang terus dilakukan dari sisi internal. Ia pun mengatakan hingga saat ini, rupiah digital dalam tahap konseptual desain atau proof of concept.

“CBDC sedang dalam proses kita terus test, konseptual desain dengan menggunakan simulasi-simulasi dari sisi internal BI” kata Juda dalam acara Economic Outlook 2024, Kamis (29/2).

Dia menjelaskan, BI masih akan terus melakukan kajian dengan melihat implementasi CBDC di negara lain, seperti Cina dan Swedia. Menurutnya rupiah digital masih belum siap untuk diterbitkan tahun ini.

“Tidak ada ruginya untuk melihat dulu seperti Cina yang sudah melakukan, dari negara Eropa ada Swedia, sebelum kita benar benar menerapkan nantinya,” ujarnya.

Juda menjelaskan, nantinya rupiah digital akan menggantikan uang kertas. Namun, pergantian akan bersifat bertahap setelah rupiah digital diluncurkan.

“Sifatnya masih hybrid, nanti pada akhirnya tentu saja akan menjadi pengganti dari fiat money, uang kertas dan uang logam,”ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Bank Indonesia berencana untuk menggandeng perusahaan - perusahaan keuangan berskala besar untuk uji coba ini. Dalam tahap proof of concept, BI akan melakukan uji coba sistem Rupiah Digital secara internal, sehingga belum dapat dirasakan oleh masyarakat.

Nantinya, rekening giro yang ditempatkan oleh bank di BI akan dikonversi menjadi ke dalam bentuk digital. Ketika rekening giro dalam bentuk digital telah terbentuk, sistem rupiah digital yang menggunakan teknologi blockchain atau distributed ledger technology (DLT) baru bisa terisi.

Reporter: Zahwa Madjid