Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih melanjutkan tren melemah 0,14% ke level 15.920 pada pembukaan perdagangan Kamis (4/4). Kendati demikian, para pengamat memperkirakan rupiah akan bergerak menguat hari ini.
Analis pasar uang, Lukman Leong, menilai rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS yang terkoreksi setelah data ISM service yang lebih lemah dari perkiraan.
Tak hanya itu, hasil dari pidato ketua bank sentral AS the Federal Reserve, Jerome Powell, relatif menunjukkan kebijakan moneter yang lebih longgar atau ‘dovish’.
“Namun penguatan mungkin terbatas mengingat sentimen domestik masih lemah,” ujar Lukman kepada Katadata.co.id, Kamis (4/4).
Rupiah diperkirakan akan bergerak dalam rentang 15.850-16.000.
Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra menilai rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS hari ini seiring dengan turunnya indeks dollar AS
“Indeks dollar AS di hari sebelumnya buka di 104.77, pagi ini buka di sekitar 104.22,” ujar Ariston.
Menurutnya, penurunan dolar AS ini bisa dipicu dari data PMI sektor jasa AS bulan Maret yang dirilis di bawah ekspektasi pasar dan pernyataan Jerome Powell semalam. Meskipun data tenaga kerja AS masih cukup solid dan inflasi AS masih sedikit naik, hal tersebut tidak mengubah signifikan strategi kebijakan moneter the Fed tahun ini.
“Pernyataan ini dianggap oleh pasar bahwa the Fed masih dalam jalur kebijakan pemangkasan suku bunga acuannya tahun ini,” ujarnya
Rupiah berpotensi menguat ke arah 15.880-15.860, dengan potensi resisten di sekitar 15.930 hari ini.
Pergerakan mata uang Asia pun bervariasi. Melansir Bloomberg, baht Thailand melemah 0,13%, rupee India melemah 0,06%, dan dolar Singapura melemah 0,01%.
Sementara yen Jepang menguat 0,03%, peso Filipina menguat 0,09%, dan ringgit Malaysia menguat 0,34%