Menteri Investasi Bahlil Lahadalia melihat animo investasi telah membaik usai Pemilu dan Pilpres 2024. Hal tersebut ditunjukkan dari realisasi investasi kuartal pertama tahun ini yang naik 22,1% secara tahunan menjadi Rp 401,5 triliun.
Bahlil menilai angka tersebut merupakan respons positif publik terhadap Pilpres 2024 lantaran menimbulkan kepastian berusaha. Ia pun berpendapat kepercayaan publik terhadap pemerintah cukup besar.
"Target kami pada kuartal pertama biasanya sekitar 23% dari target setahun, tetapi kuartal pertama tahun ini sudah lebih dari 24%. Jadi, saya kaget juga," kata Bahlil di kantornya, Senin (29/4).
Presiden Joko Widodo menargetkan nilai investasi sepanjang tahun ini mencapai Rp 1.650 triliun. Dengan demikian, realisasi investasi pada Januari-Maret 2024 mencapai 24,3% dari target tersebut.
Investasi asing mendominasi hingga 50,9% atau senilai Rp 204,4 triliun, sedangkan penanaman modal dalam negeri senilai Rp 197,1 triliun. Investasi di luar Pulau Jawa tercatat lebih banyak atau 50,1% dari investasi yang mencapai Rp 201 triliun.
Kementerian Investasi mencatat, capaian investasi pada Januari-Maret 2024 berkontribusi sebanyak 24,3% dari target investasi 2024 senilai Rp 1.650 triliun. Jumlah ini mencapai 32,4% dari target Rencana Strategis 2024 yang mencapai Rp 1.239,3 triliun.
Pemerintah menemukan mayoritas investor domestik menanamkan dananya pada sektor infrastruktur dan jasa yang mencapai Rp 104,5 triliun. Sementara itu, mayoritas investor asing menanamkan dananya pada sektor manufaktur hingga Rp 112,5 triliun.
Mayoritas atau 42,1% investasi secara keseluruhan pada kuartal pertama 2024 tertanam pada sektor infrastruktur dan jasa senilai Rp 169,2 triliun. Capaian tersebut diikuti sektor manufaktur senilai Rp 161,1 triliun dan sektor primer atau pengembangan sumber daya alam senilai Rp 71,triliun.
Di sisi lain, Kementerian Investasi mencatat investasi pada program hilirisasi berkontribusi hingga 18,9% pada total investasi kuartal pertama 2024 atau senilai Rp 75,8 triliun. Investasi pada pembangunan fasilitas pemurnian logam atau smelter tercatat mencapai Rp 43,2 triliun.
Investasi pada konstruksi smelter nikel mendominasi nilai investasi program hilirisasi kuartal pertama 2024 atau senilai Rp 33,4 triliun. Angka Tersebut diikuti investasi smelter tembaga senilai Rp 8,4 triliun dan smelter bauksit sekitar Rp 1,4 triliun.