Keputusan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6,25%, diperkirakan akan berdampak pada permintaan kredit pemilikan rumah (KPR) pada tahun 2024.
Pengamat Perbankan dan Praktisi Sistem Pembayaran Arianto Muditomo, menilai secara teoritis, kenaikan BI rate akan menekan pertumbuhan KPR dan daya beli masyarakat. Namun, masih ada peluang bagi masyarakat untuk mendapatkan KPR.
“Saya yakin pemerintah serta Bank Indonesia akan terus berupaya untuk meringankan dampak kenaikan suku bunga acuan, karena sasaran utama yang diharapkan dari kenaikan suku bunga acuan ini adalah pengendalian nilai tukar dan kenaikan inflasi,” ujar Arianto kepada Katadata.co.id, Jumat (3/5).
Tak berbeda, Ekonom Celios Nailul Huda juga melihat kenaikan suku bunga BI akan berdampak cukup signifikan terhadap pertumbuhan kredit perbankan secara umum.
Akibatnya, kenaikan suku bunga acuan ini akan menekan pertumbuhan kredit perbankan yang ditargetkan dapat tumbuh dua digit pada tahun 2024.
“Ekspansi perusahaan pun tampaknya akan sedikit lambat. Pada akhirnya dalam jangka waktu tertentu menekan permintaan secara agregat,” ujar Nailul.
Jika ini terus berlanjut, maka daya beli masyarakat bisa menurun. Hal ini dapat berdampak besar terhadap permintaan KPR pada tahun 2024. Terutama bagi nasabah yang memilih suku bunga mengambang atau floating rate.
“Bunga KPR pasti akan sedikit meningkat terutama di tahun ini, walaupun bagi yang sistem flat atau fix rate, saya rasa tidak terpengaruh. Tapi bagi yang floating rate, pasti berpengaruh,” ujarnya.
Strategi untuk Mendorong Permintaan KPR
Menurut Arianto, perbankan dapat menyiapkan berbagai strategi untuk mendorong pertumbuhan KPR, seperti fokus pada KPR subsidi yang dapat memberikan bunga relatif lebih rendah bagi calon debitur. Kemudian, membidik segmen nasabah berpenghasilan tinggi.
“Karena mereka memiliki kemampuan finansial relatif lebih tinggi dan tidak terpengaruh kenaikan suku bunga,” ujar Arianto.
Selain itu, kata Arianto, perbankan juga dapat mengembangkan inovasi produk dan fitur KPR terbaru sehingga lebih menarik calon nasabah dengan tetap memperhatikan risiko kredit.
Strategi lainnya dengan mengakusisi dana murah atau Current Account Saving Account (CASA). Bank dapat mengoptimalkan simpanan tabungan dan giro nasabah.
Hal ini dibarengi dengan pengembangan produk simpanan yang memberikan benefit non-bunga. "Kemudian fokus bekerja sama dengan sektor bisnis, sehingga mampu meningkatkan simpanan dana murah untuk transaksi mereka,” ujarnya.