Ekspor Nikel RI Naik Signifikan, Capai US$ 210,6 Juta pada April 2024

ANTARA FOTO/Andry Denisah/YU/Spt.
Foto udara lokasi smelter nikel milik PT Antam Tbk di Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, Jumat (10/5/2024). Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi mencatat deposit cadangan Nikel sebanyak 140,3 juta ton yang ada di beberapa wilayah di Indonesia, sementara Nikel terbesar berada di Sulawesi Tenggara mencapai 81 juta ton deposit cadangannya.
15/5/2024, 16.55 WIB

Ekspor komoditas nikel Indonesia melonjak signifikan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor nikel dan barang daripadanya mengalami kenaikan sebesar US$ 210,6 juta atau 45,85% pada April 2024.

Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini berkata, ekspor nikel dan barang daripadanya mencapai US$ 459,5 juta pada Maret 2024. Sedangkan periode April 2024 mencapai US$ 670,1 juta.

"Dari 10 komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar pada April 2024, komoditas dengan penurunan terbesar adalah logam mulia dan perhiasan/permata sebesar US$ 478,9 juta. Sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada nikel dan barang daripadanya sebesar US$ 210,6 juta," ujar Pudji dikutip dari Antara, Rabu (15/5).

Pudji mengatakan, komoditas lain yang juga menurun adalah mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya US$ 323,6 juta (24,65%), kendaraan dan bagiannya US$ 173,6 juta (19,20%), lemak dan minyak hewan/nabati US$ 171,2 juta (8,38%), alas kaki US$ 127,5 juta (21,66%) dan bahan bakar mineral US$ 119,3 juta (3,57%).

Selain itu, bijih logam, terak, dan abu sebesar US$ 75,9 juta (8,44%) dan berbagai produk kimia US$ 47,4 juta (9,40%). Sementara komoditas yang meningkat lainnya adalah besi dan baja US$ 40,5 juta (1,91%).

Selama Januari-April 2024, ekspor dari sepuluh golongan barang di atas memberikan kontribusi 64,54% terhadap total ekspor nonmigas. Dari sisi pertumbuhan, ekspor sepuluh golongan barang tersebut turun 9,92% dibandingkan periode yang sama tahun 2023.

Menurut sektornya, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan turun 1,97% dibanding periode yang sama tahun 2023. Demikian juga ekspor hasil pertambangan dan lainnya turun 17,22%, sedangkan ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 6,90%.

Ekspor Terbesar ke Cina

BPS melaporkan skspor nonmigas terbesar adalah ke Cina sebesar US$ 4,28 miliar  pada April 2024. Kemudian disusul India US$ 1,81 miliar, dan Amerika Serikat US$ 1,75 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 42,98%.

Pada periode yang sama, nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 19,62 miliar atau turun 12,97% jika dibandingkan periode Maret 2024. Namun nilai itu naik 1,72% jika dibandingkan ekspor periode April 2023.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia sepanjang Januari-April 2024 mencapai US$ 81,92 miliar atau turun 5,12% dibanding periode yang sama pada 2023. Sementara ekspor nonmigas mencapai US$ 76,67 miliar atau turun 5,43%. 

Reporter: Antara