BI Pastikan Rupiah Masih Stabil Meski Dekati Rp 16.000 per Dolar AS

Katadata
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 21-22 Mei 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,25%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,50%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 7,00%
22/5/2024, 16.10 WIB

Nilai tukar rupiah mendekati level Rp 16.000 per dolar Amerika Serikat (AS). Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah berada di level Rp 15.955 per dolar AS pada perdagangan Rabu sore (22/5).

Menanggapi hal itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo meminta masyarakat untuk tidak bingung dan kaget karena melihat pergerakan nilai tukar rupiah. Karena menurut Perry, rupiah masih dalam keadaan stabil dan terus membaik.

"Alhamdulillah yang penting stabil. Di sekitar Rp 16.000 bahkan menuju Rp 15.900 dan seterusnya. Dari hari ke hari nilai tukar naik turun," kata Perry dalam konferensi pers, Rabu (22/5).

Menurut Perry, kinerja rupiah sangat dinamis karena mengalami pelemahan dan penguatan secara bergantian. Dia bahkan meyakini, nilai tukar rupiah akan stabil dan cenderung menguat ke depannya.

"Secara keseluruhan Bank Indonesia melihat rupiah stabil dan akan cenderung menguat," kata Perry.

Perry menjelaskan, bahwa nilai tukar tupiah menguat karena dipengaruhi bauran kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia dalam memitigasi dampak rambatan ketidakpastian global. Nilai tukar rupiah secara bulanan hingga 21 Mei 2024 kembali menguat 1,66% point to point (ptp), setelah pada April 2024 melemah 2,49% (ptp).

Dia menyebut penguatan nilai tukar rupiah didorong oleh dampak positif respons bauran kebijakan moneter Bank Indonesia pada April 2024. Respons kebijakan ini mendorong aliran masuk modal asing, terutama ke SBN dan SRBI, sebesar US$ 4,2 miliar pada bulan hingga 20 Mei 2024.

Dengan perkembangan ini, nilai tukar rupiah melemah 3,74% dari level akhir Desember 2023, lebih baik dibandingkan dengan pelemahan Peso Filipina, Won Korea, dan Baht Thailand masing-masing sebesar 4,91%, 5,52%, dan 5,99%.

Ke depan, nilai tukar rupiah diprakirakan stabil dengan kecenderungan menguat didorong oleh imbal hasil yang menarik sejalan dengan kenaikan BI-Rate, premi risiko yang turun, prospek ekonomi yang lebih baik, dan komitmen Bank Indonesia untuk terus menstabilkan nilai tukar Rupiah.

Bank Indonesia juga terus mengoptimalkan seluruh instrumen moneter yang tersedia untuk menstabilkan nilai tukar rupiah, termasuk melalui penguatan strategi operasi moneter yang pro-market dengan mengoptimalkan instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI.

"BI memperkuat koordinasi dengan pemerintah, perbankan, dan dunia usaha untuk mendukung implementasi instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) sejalan dengan PP Nomor 36 Tahun 2023," kata dia.

Reporter: Ferrika Lukmana Sari