Pergerakan Rupiah Hari Ini Dibayangi Kondisi Politik dan Ekonomi AS

Fauza Syahputra|Katadata
Nilai tukar rupiah melanjutkan pelemahan pada posisi Rp.16.450 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu pagi (26/6/2024).
23/7/2024, 09.22 WIB

Pergerakan nilai tukar rupiah hari ini diperkirakan masih terpengaruh oleh kondisi ekonomi dan politik Amerika Serikat (AS). Analis pasar uang Lukman Leong mengatakan, rupiah diperkirakan akan berkonsolidasi terhadap dolar AS pada hari ini.

"Investor cenderung wait and see menantikan data-data ekonomi penting AS minggu ini," kata Lukman kepada Katadata.co.id, Selasa (23/7).

Berdasarkan data Bloomberg hari ini pukul 08.50 WIB, rupiah berada pada level Rp 16.220. Angka tersebut memperlihatkan ada peningkatan 29 poin atau 0,18%

Dia menjelaskan, investor juga masih mencoba menilai dampak dari perkembangan politik di AS. Terlebih saat ini Joe Biden sudah memutuskan untuk mengundurkan diri dari pencalonan Presiden AS

"Rupiah hari ini diprediksi berada pada kisaran Rp 16.175 hingga Rp 16.275 per dolar AS," ujar Lukman.

Sementara itu, Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana berharap nilai tukar rupiah bisa terapresiasi ke rentang Rp16.130 hingga Rp 16.270 per dolar AS pada hari ini. Fikri mengakui saat ini peluang Donald Trump yang semakin kuat dalam pencalonan Presiden AS mendorong dolar terus menguat.

"Disamping juga ada ekspektasi bahwa Trump dan JD Vance lebih ramah terhadap aset-aset berisiko, khususnya virtual currency. Sehingga sepertinya juga ada capital flow ke aset-aset tersebut," kata Fikri.  

Selain itu juga terdapat kekhawatiran jika tren penurunan inflasi AS akan melambat. Fikri menyebut saat ini terdapat 7,7% investor yang memperkirakan FOMC meeting akan mempertahankan Fed Rate pada 18 September 2024.

Fikri menambahkan, rilis uang beredar dalam arti luas di Indonesia pada Juni 2024 meningkat ke 7,8% secara tahunan. Hasil survei Bank Indonesia tersebut memberikan peningkatan kekhawatiran inflasi di dalam negeri.

Selain itu, Fikri mengatakan, hari ini terdapat lelang SUN dengan target indikator Rp 22 triliun hingga Rp 33 triliun. "Ini semoga bisa mendorong appetite asing masuk ke SUN," ujar Fikri.

Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, mengatakan terdapat dua hal mendorong penguatan dolar AS saat ini. Dua hal tersebut adalah pengunduran Biden sebagai calon Presiden AS dan serangan antara Houthi Yaman dengan Israel.

 Ariston mengatakan, mundurnya Biden yang mungkin digantikan calon yang kurang populer dari Demokrat, memperbesar peluang Trump dari Republik untuk memenangkan pemilu Presiden AS.

“Pada masa kepresidenan Trump, kebijakannya yang pro dalam negeri AS dan membuat perseteruan dagang dengan negara lain, mendorong penguatan dollar AS,” kata Ariston.

 Selain itu, Ariston mengungkapkan, serangan balasan Israel ke Yaman juga bisa memunculkan perang baru dan memperbesar konflik di Timur Tengah yang bisa mengganggu perekonimian global. Hal itu tentu saja bisa memicu pelaku pasar masuk ke aset aman di dolar AS dan emas

 “Peluang pelemahan rupiah hari ini berada lada kisaran Ro 16.260 dengan potensi support di pada kisaran Rp 16.180,” kata Ariston.

Reporter: Rahayu Subekti