Airlangga Pamer Program Prakerja, Ditiru Kamboja hingga Maroko
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memamerkan prestasi yang sudah dicapai dari program Kartu Prakerja. Ketua Komite Cipta Kerja tersebut mengatakan program tersebut bahkan ditiru negara lain.
“Negara mereplikasikan sistemnya, yaitu Kamboja. Sekarang Thailand, Maroko, dan Negara Bagian Serawak juga sedang mempelajari program ini,” katanya di Gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (3/10).
Program Prakerja juga diapresiasi oleh sejumlah lembaga, seperti Bank Pembangunan Baru (NDB Bank), Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-bangsa atau UNDP, dan Bank Dunia. "Nah, saya mengapresiasi penghargaan yang diberikan oleh UNESCO," ujar Airlangga.
Di berbagai negara sudah ada berbagai kementerian langsung yang menangani pelatihan reskilling (menambah kemampuan baru) dan upskilling (meningkatkan kemampuan).
“Jadi, ini adalah sebuah prasarana yang diperlukan untuk mengurangi gap antara mereka yang baru lulus pendidikan dengan demand side pekerjaan,” kata Airlangga.
Mayoritas Peserta Kartu Prakerja Generasi Muda
Direktur Eksekutif Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari mengatakan mayoritas peserta program merupakan generasi muda. Mayoritas peserta berusia 18-35 tahun atau generasi Z dan milenial dengan kelas ekonomi mencakup aspiring middle class atau menuju kelas menengah hingga kelas menengah.
“Mayoritas peserta berasal dari daerah pedesaan.” kata Denni.
Menurut Denni, data tersebut mencerminkan peran penting Prakerja dalam membantu generasi muda mempersiapkan diri menghadapi tantangan dunia kerja. Hal itu sekaligus mendorong mereka menuju peningkatan keterampilan yang membuat mereka naik kelas ke tingkat ekonomi yang lebih baik.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Presisi Indonesia, penerima program Prakerja juga meningkat pendapatannya sekitar Rp 255 ribu hingga Rp 315 ribu atau meningkat 17- 21% per bulan setelah memiliki keterampilan dan sertifikat dari Prakerja.
Data internal Prakerja menunjukan hingga September 2024, sebanyak 52% peserta Prakerja adalah perempuan. Lalu, 3% dari keseluruhan penerima merupakan penyandang difabel.