Rupiah Diprediksi Melemah Jelang Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi Hari Ini

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/sg
Petugas menghitung uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo, Melawai, Jakarta, Senin (15/9/2025). Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Senin (15/9) di Jakarta melemah sebesar 33,50 poin atau 0,20 persen menjadi Rp16.408 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.375 per dolar AS.
5/11/2025, 09.25 WIB

Nilai tukar rupiah diperkirakan akan melanjutkan pelemahan terhadap dolar AS hari ini. Investor menunggu rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III 2025 yang dijadwalkan siang ini.

Data ini diprediksi akan memengaruhi pergerakan rupiah. Sentimen global, termasuk penguatan dolar AS, juga berpotensi menekan rupiah pada hari ini.

"Investor wait and see menantikan rilis data PDB kuartal III Indonesia siang ini. Rupiah akan berkisar di level Rp 16.650 per dolar AS hingga Rp 16.750 per dolar AS," kata Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, kepada Katadata.co.id, Rabu (5/11).

Lukman menambahkan rupiah masih akan tertekan oleh kondisi global, terutama penguatan indeks dolar AS.

"Rupiah diperkirakan masih dalam tekanan dolar AS yang kembali menguat. Rupiah akan berkonsolidasi dengan potensi melemah terbatas," ujarnya.

Berdasarkan data Bloomberg pagi ini, rupiah dibuka pada level Rp 16.732 per dolar AS, melemah 24 poin atau 0,14% dari penutupan sebelumnya.

Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana memproyeksikan hal serupa. "Rupiah kemungkinan bergerak tipis hari ini, dengan potensi depresiasi ke Rp 16.715 per dolar AS," ujar Fikri.

Fikri menambahkan, data PDB kuartal III 2025 diperkirakan menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat ke level 5,01% secara tahunan, dibandingkan kuartal sebelumnya.

Selain itu, investor juga menunggu data ADP Non-Farm Employment Change Amerika Serikat yang diperkirakan menunjukkan kenaikan.

ADP Non-Farm Employment Change adalah data bulanan yang menunjukkan perubahan jumlah pekerja swasta di AS, yang menjadi indikator awal kesehatan pasar tenaga kerja.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Rahayu Subekti