Pernyataan Presiden Amerika Serikat Joe Biden pekan lalu cukup membuat geger penduduk Jakarta. Di hadapan para pemimpin badan intelijen AS, Biden meramalkan Ibu Kota Indonesia bisa tenggelam pada 10 tahun yang akan datang. Hal ini dipicu oleh perubahan iklim yang melanda dunia.

“Mereka mungkin harus memindahkan ibu kotanya karena mereka akan berada di bawah air,” kata Biden Jumat lalu sebagaiamana dilansir whitehouse.gov, situs resmi White House. Sebuah pernyataan yang kemudian memantik kontroversi, terutama di Tanah Air.

Sebenarnya, beberapa penelitian oleh sejumlah lembaga di dalam negeri juga pernah menyebutkan penurunan muka tanah Jakarta. Sementara dari sisi utara, permukaan air laut di pesisir Ibu Kota terus meningkat. Beberapa penilitian tersebut memproyeksikan, bila tidak dilakukan upaya pencegahan, pada 2050 hampir semua wilayah Jakarta bisa tenggelam.

Pasang air laut yang merendam wilayah pesisir Jakarta memang kerap terjadi. Dampaknya, sebagai contoh, krisis air bersih menjadi persoalan keseharian masyarakat yang tinggal di sana, seperti di Kampung Nelayan, Cilincing, Jakarta Utara.

Hafid, 46 tahun, lelaki kelahiran Surabaya, Jawa Timur yang menetap di Cilincing sejak 1998, menyatakan ketersediaan air bersih sudah sangat buruk. Untuk itu ia mesti membayar sekitar Rp 300 ribu per bulan untuk biaya air dari perusahaan air minum.

“Kalo memang bakal tenggelam, kami tidak tahu harus ke mana,” ujar Hafid, Selasa (3/8/2021). “Belum lagi anggota keluarga sudah cukup banyak yang ikut merantau. Penghasilannya pun dari melaut.”

Berikut ini potret sebagian titik pesisir Jakarta.