Momentum Positif Ekonomi Indonesia di Awal 2025

Katadata/ Bintan Insani
Penulis: Fikri C. Permana
10/1/2025, 06.56 WIB

Memasuki tahun 2025, perekonomian Indonesia memperlihatkan berbagai tanda kebangkitan yang cukup menggembirakan. Hal ini didorong rilis beberapa indikator ekonomi utama yang menunjukkan tren positif, sehingga mendukung optimisme terhadap prospek perekonomian pada tahun ini. Bahkan beberapa lembaga internasional seperti IMF, Bank Dunia, OECD, dan UNCTAD juga telah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 5%.

Diawali dengan rilis Purchasing Managers' Index (PMI) sektor manufaktur Desember 2024 yang kembali bergerak ke zona ekspansi. Terakhir kali PMI berada di zona yang sama pada Juni 2024. Menariknya, kenaikan PMI manufaktur Indonesia ke angka 52,5 didorong oleh pertumbuhan output dan pesanan baru, khususnya peningkatan penjualan ekspor. Hal ini disertai dengan peningkatan aktivitas pembelian bahan baku dan tren perekrutan tenaga kerja.  

Kenaikan ini mendorong adanya optimisme di sektor manufaktur setelah sempat dibayangi merebaknya isu deindustrialisasi. Pada saat yang membantah adanya indikasi bahwa kenaikan upah minimum rata-rata nasional sebesar 6,5% pada 2025 akan berdampak negatif bagi perkembangan sektor manufaktur domestik.

Di samping itu, dengan inflasi tahunan indeks harga konsumen yang berada di titik terendah sepanjang sejarah, turut menjaga stabilitas harga bahan baku sektor manufaktur. Meski begitu, pemerintah masih perlu memastikan kelanjutan dukungan melalui penguatan infrastruktur dan kebijakan fiskal yang tepat sasaran agar momentum sektor manufaktur ini berkelanjutan. Kemudian, konektivitas logistik yang lebih baik dan efisiensi dalam rantai pasok menjadi area prioritas untuk meningkatkan daya saing sektor ini.

Di tengah ketidakpastian global, strategi inward looking menjadi prioritas dalam membangun ketahanan ekonomi domestik. Kebijakan ini mencakup hilirisasi industri berbasis sumber daya lokal, penguatan sektor pertanian dan perikanan, serta investasi besar-besaran dalam pengembangan sumber daya manusia. 

Hilirisasi di sektor energi terbarukan dan otomotif berbasis listrik diproyeksikan memberikan nilai tambah yang signifikan, selain membuka peluang kerja baru. Sektor pertanian dan perikanan juga memiliki potensi besar menjadi pilar ekspor baru dengan inovasi dan peningkatan produktivitas. Pemerintah Indonesia saat ini juga sedang mendalami sumber pertumbuhan ekonomi baru yang tidak terbatas ke hilirisasi. Tetapi, lebih ke pendalaman dari hilirisasi dimaksud untuk berbagai sumber daya alam lainnya.

Sebagaimana diketahui paket stimulus ekonomi juga diluncurkan di awal 2025. Salah satunya perpanjangan kebijakan pajak 0,5% untuk UMKM. Adapun program makan bergizi gratis mulai diimplementasikan pada hari pertama sekolah, pada 6 Januari 2025. Selain bertujuan untuk meningkatkan kondisi kesehatan dan partisipasi sekolah, program dengan sasaran para pelajar ini menjadi bagian dari strategi pemerintah untuk mendorong momentum ekonomi pada tahun ini.

Lebih jauh, pengembangan sumber daya manusia Indonesia menjadi kunci dalam menciptakan tenaga kerja yang mampu bersaing di era digitalisasi dan teknologi tinggi. Kondisi ini juga krusial mempertimbangkan situasi Indonesia yang berada pada periode puncak demografi. Oleh sebab itu, investasi dalam pendidikan vokasi dan pelatihan industri berbasis teknologi mutakhir diharapkan dapat mempercepat transformasi tenaga kerja menuju sektor-sektor ekonomi berdaya saing tinggi.

Kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% pada awal 2025 dilakukan dengan pertimbangan seksama agar memastikan barang kebutuhan pokok yang vital bagi masyarakat tidak terdampak kenaikan tarif. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan penerimaan negara sembari menjaga daya beli masyarakat, terutama yang berpenghasilan menengah ke bawah. 

Dampak positif mulai terlihat dari peningkatan penjualan barang konsumsi dan kenaikan indeks kepercayaan konsumen. Meski demikian, risiko penurunan daya beli masyarakat miskin dan rentan miskin perlu diantisipasi melalui kebijakan subsidi yang lebih terarah dan optimalisasi penerimaan pajak digital.

Terkait upaya optimalisasi pajak, Coretax sebagai bagian dari Pembaruan Sistem Inti Administrasi Perpajakan (PSIAP) telah resmi diluncurkan. Tujuan penggunaan sistem baru ini adalah modernisasi administrasi perpajakan dengan mengintegrasikan seluruh proses bisnis inti administrasi perpajakan, misalnya pendaftaran wajib pajak, pelaporan, pembayaran pajak, hingga pemeriksaan serta penagihan . Dengan sistem ini, diharapkan para wajib pajak semakin dimudahkan dan nyaman dalam menjalankan kewajiban perpajakan mereka.

Melihat ke depan, Indonesia memiliki peluang besar untuk memperkuat posisinya di panggung ekonomi global. Keanggotaan dalam BRICS memberikan akses ke pasar baru dan potensi kerja sama ekonomi yang lebih luas, khususnya di sektor perdagangan, pariwisata, investasi dan penggunaan mata uang lokal dalam hubungan perekonomian antar negara. Selain itu, sektor ekonomi hijau seperti energi terbarukan dan pertanian berkelanjutan diproyeksikan menjadi motor pertumbuhan baru. Peningkatan investasi pada infrastruktur digital juga akan menjadi faktor penting dalam memperkuat daya saing nasional.

Dengan pendekatan terintegrasi dan kolaboratif, momentum positif ini dapat menjadi landasan bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Awal 2025 membawa harapan baru bagi perekonomian Indonesia. Kenaikan PMI manufaktur, kebijakan fiskal yang adaptif, dan strategi inward looking memberikan dasar yang kuat untuk menjadikan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi tangguh dan kompetitif di tengah dinamika global.

Momentum positif ini membutuhkan sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat. Pemerintah perlu memastikan konsistensi kebijakan fiskal dan moneter, sementara sektor usaha harus terus berinovasi dalam menciptakan produk dengan nilai tambah tinggi. 

Masyarakat juga berperan mendukung program pemerintah, termasuk kampanye konsumsi produk lokal. Stabilitas politik dan keamanan menjadi prasyarat penting, terutama menjelang agenda politik besar pada tahun ini. Upaya menjaga iklim investasi yang kondusif harus menjadi prioritas untuk mempertahankan kepercayaan investor.

Fikri C. Permana
Senior Economist PT KB Valbury Sekuritas

Catatan Redaksi:
Katadata.co.id menerima tulisan opini dari akademisi, pekerja profesional, pengamat, ahli/pakar, tokoh masyarakat, dan pekerja pemerintah. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke opini@katadata.co.id disertai dengan CV ringkas dan foto diri.