Hijau Bisnis Adaro, Mobil Listrik, dan Biru Langit Los Angeles

123RF.com/Petovarga
Ilustrasi tiga mobil listrik sedang mengisi daya.
12/4/2022, 15.03 WIB

Di Beverly Hills, mimpi itu ditabur Garibaldi Thohir. Di pekarangan belakang rumahnya yang asri di kawasan elite Los Angeles, California, Amerika Serikat, pengusaha papan atas ini tak sedang bermimpi di siang bolong. 

Hari memang masih pagi, sekitar pukul 09.00. Langit biru. Cuaca cerah. Suhu udara di musim semi Rabu (30/3) pagi itu, pun bersahabat di kisaran 13 derajat celcius. 

“Saya bermimpi, suatu saat nanti produsen otomotif dunia, seperti Tesla, Lucid, Hyundai, Ford, Volkswagen, dan lainnya akan tertarik,” ujar Boy Thohir, panggilan akrab Presiden Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk. ini, “Karena mereka akan mencari sumber energi yang lebih hijau,” 

Ketertarikan yang dibayangkan Boy adalah minat para raksasa otomotif dunia itu untuk membeli material pendukung pembuatan mobil listrik, seperti aluminium dan baterai, dari PT Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI). 

Inilah mega proyek masa depan Adaro di bisnis hijau yang berlokasi di Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Di area ini rencananya akan dibangun kawasan industri hijau terbesar di dunia. 

Presiden Joko Widodo pada 21 Desember lalu telah meresmikan peletakan batu pertama pembangunan. Area ini sekaligus akan menjadi proyek industrial estate terbesar di Tanah Air yang pernah dibangun oleh swasta. 

Konsorsium pembangunan merupakan gabungan swasta nasional dan luar negeri dengan skema business to business (B2B). Tak ada keterlibatan pemerintah di dalamnya, baik dalam penyertaan modal maupun akuisisi lahan. Sekitar 60 ribu tenaga kerja akan terserap.

“Kami berkomitmen menciptakan produk energi hijau yang mampu bersaing di pasar global, seperti solar panel, green aluminium smelter, dan new energy battery, yang didukung oleh penyediaan listrik dari energi terbarukan, yaitu pembangkit listrik tenaga air dan tenaga surya.” ujar Boy, Ketua Konsorsium Indonesia.

Animo Mobil Listrik 

Pandemi Covid-19 seperti tak lagi membekas di Los Angeles. Padahal, meski kini tinggal 800 kasus Covid-19 per hari, kota terpadat kedua di AS setelah New York ini pernah didera 40 ribu kasus per harinya. 

Perhelatan Academy Awards ke-94 di Dolby Theatre yang megah pada 27 Maret lalu, dihadiri tak kurang oleh 2.500 pengunjung. Walk of fame yang berisi nama para pesohor di sepanjang jalan Hollywood Boulevard pun kembali ramai dipadati turis. Hanya satu-dua yang bermasker. Sisanya ‘cuek bebek’.

Gemerlap L.A. memang tak pernah redup. Pandemi pun tak menyurutkan minat orang untuk membeli mobil-mobil listrik mewah di ibu kota hiburan dunia ini, seperti Tesla dan Lucid, juga Toyota Mirai. Para pembeli Tesla besutan Elon Musk bahkan harus sabar antre setahun tiga bulan lamanya. 

“Permintaan dari customer sangat tinggi,” ujar Daniel, staf di Lucid Studio Westfield Century City, Santa Monica, L.A. Di masa pandemi, permintaan bahkan cenderung meningkat. Apalagi dengan kenaikan harga minyak dunia. Orang yang semula belum tertarik, kini mulai berpaling ke mobil listrik yang ramah lingkungan.

Besarnya animo publik, membuat pasar mobil listrik kian besar. Selama empat tahun terakhir, pangsa mobil listrik di dunia terus meningkat. Bahkan pada 2021 naik dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Akibatnya, persaingan pun kian sengit.

Tesla boleh dibilang masih yang terdepan di pasar mobil listrik mewah dengan sumber energi baterai atau battery electric vehicle (BEV). Produsen mobil listrik dan energi bersih yang berbasis di Austin, Texas, ini bahkan telah menjelma menjadi the world's most valuable automaker dengan kapitalisasi pasar hampir US$ 1 triliun. 

Di pangsa pasar mobil listrik mewah, Lucid Group yang didirikan pada 2007 tak mau kalah. Perusahaan yang berkantor pusat di Newark, California, dan dikomandani oleh CEO Peter Rawlinson, mantan VP Engineering Tesla, ini pun siap menyerbu pasar. 

Pabrik manufakturnya secara bertahap dibangun di Casa Grande, Arizona, dengan dukungan dana investasi publik Arab Saudi senilai US$ 1 miliar. Targetnya bisa memproduksi 400 ribu mobil per tahun. 

Kini, Lucid Air yang prototipenya dilansir pada 2016, sedang diproduksi secara komersial dengan beberapa model, yakni Touring, Grand Touring dan Dream Edition. Sebanyak 22 ribu unit akan dipasarkan tahun ini dimulai dari Amerika Utara. Baru pada 2023 ekspansi ke pasar Asia. 

Menurut US Environmental Protection Agency (EPA), mobil listrik Lucid Air Dream Edition kini terbilang yang paling efisien. Untuk sekali pengisian baterai, bisa menempuh jarak 520 mil atau 820 km. Lebih jauh 185 km dibanding Tesla model S Long Range. “Dengan charging hanya 20 menit, bisa menempuh 300 mil (482 km),” ujar Daniel. 

Prototipe Lucid Air di Lucid Studio Westfield Century City, Santa Monica, Los Angeles, Amerika SerikatLucid Air (Katadata)
 

Produk perdana Lucid Air Dream Edition telah diluncurkan untuk 20 pemesan pertama pada 30 Oktober 2021 lalu. Harganya dibanderol senilai US$ 170.500 (Rp 2,5 miliar). Berhubung pesanan terbatas, pelanggan lainnya harus puas dengan varian Grand Touring seharga US$ 140.500 (Rp 2 miliar) atau Touring seharga US$ 96.500 (Rp 1,4 miliar). 

Selanjutnya Gerak Cepat Toyota Mirai

Halaman: