Bagaimana dampak pandemi pada bisnis Gojek di luar negeri ?
Setahun terakhir Covid-19 itu punya dampak berbeda di masing-masing negara berbeda. Ada negara yang penanganannya cepat seperti Singapura. Jadi bisnis kami di sana seperti transportasi sudah pulih lebih cepat. Namun, di negara lain mungkin berbeda. Secara perkembangan, tahun lalu semua aplikasi kembali ke Gojek. Sebelumnya kami punya aplikasi yang terpisah seperti Get di Thailand, lalu Goviet di Vietnam. Tapi kami kembalikan lagi menjadi Gojek.
Kenapa akhirnya kembali menggunakan nama Gojek?
Karena waktu platform dibikin itu sengaja kami pisah di masing-masing satu negara. Sayangnya secara skala dan inovasi, fitur yang kami bangun di Indonesia dengan negara-negara tersebut lebih banyak halangan karena platformnya terpisah. Dengan penggabungan, fitur yang kami bangun bisa diaplikasikan kalau sesuai dengan negara tersebut. Jadi secara inovasi jauh lebih cepat dan kami yakin pelayanan kepada user menjadi lebih baik.
Bagaimana dengan rencana ekspansi baru di luar negeri?
Kalau untuk perkembangan ke negara baru mungkin tetap menjadi aspirasi kami. Tapi kami mempelajari kesempatannya satu persatu karena pandemi membuat ekspansi menjadi lebih sulit. Jadi mungkin dalam masa pandemi ini kami akan memperkuat service dan kualitas layanan di Indonesia dan negara-negara tersebut. Tetapi mungkin setelah pandemi kami akan melihat lagi kesempatan berkembang di negara baru di Asia Tenggara.
Dengan seluruh pencapaian, apakah anda membayangkan ekosistem Gojek akan sebesar ini?
Jujur tidak terbayangkan, bahkan tiga bulan setelah launching saja kami sudah kaget, apalagi sekarang. Saya masih ingat bersama Pak Nadiem (Makarim) dan Kevin (Aluwi) awalnya saat meluncurkan Gojek, kami melihat opportunity yang besar di logistik. Tetapi ternyata ojek online berkembang pesat sekali waktu itu. Kami juga tidak membayangkan dapat meluncurkan Gofood dan tidak ada bayangan meluncurkan payment (Gopay) sama sekali.
Apa kunci Gojek berkembang secara cepat?
Mungkin semua ini terjadi karena kami semua sangat suka untuk mengatasi masalah. Jadi jika ada suatu masalah, misalnya di bisnis transportasi dan logistik, waktu itu kalau meminta uang kembalian sangat menghambat sekali. Kami kemudian memiliki ide dan meluncurkan dompet digital namanya Gopay. Karena kami senang sekali dengan problem solving jadi banyak tambahan service yang menjadi sangat besar sekali di Gojek sekarang.
Jadi tidak pernah terbayang, apalagi sekarang bisnis kami tidak hanya transportasi, logistik dan pengantaran, tetapi payment dan financial reserve ini juga menjadi area di mana kami menginvestasikan sumber daya dalam teknologi dan produk yang lebih besar lagi. Karena memang kesempatan dari fungsi keuangan itu sangat besar sekali dan dengan perkembangan platform kami dan tingginya penetrasi dari pengguna gerai digital, layanan ini akan membantu perkembangan digital.
Seperti apa bayangan anda mengenai Gojek di masa depan?
Visi kami itu removing life's daily frictions (menghilangkan rintangan hidup sehari-hari). Jadi semua kebutuhan sehari-hari konsumen kami pertemukan dengan merchant atau pengemudi, dan itu titik tumpu bisnis kami ke depannya. Yang juga penting untuk remove friction di payment dan financial services karena masih banyak halangan dari pembayaran tunai.
Jadi kalau ditanya, bisnis Gojek itu sebenarnya apa?
Satu, move people, kedua kami move things seperti makanan dan barang. Terakhir, move money atau digital payment. Itu fokus bisnis kami untuk bertahun-tahun ke depan.
Artinya jika dulu jasa pengantaran, sekarang menjadi super apps. Lalu apa bayangan anda di masa depan?
Konsep super apps itu interpretasinya bisa macam-macam. Terkadang bayangan orang-orang, super apps itu harus punya 100 jasa dalam satu aplikasi. Kenyataan di konsumen, kalau mau transaksi A, pakai aplikasi A, mau nonton film pake aplikasi B, pembayaran pakai aplikasi C. Behaviour-nya sudah terpasang pada platform yang sangat spesifik. Kami mau kalau user pergi ke mana, beli barang dan antara makanan, juga pembayaran dan produk finansial lain perginya ke Gojek.
Harapan saya mudah-mudahan kami selalu menjadi kontributor besar, karena secara kebetulan kami bisa berkembang secepat ini. Selain itu mudah-mudahan kualitas dari SDM yang kami bangun selama ini termasuk yang di Indonesia maupun di luar dapat berkontribusi terhadap inovasi baru yang lebih cepat. Kami juga berharap beberapa lulusan dari Gojek bisa menjadi CEO dan founder dari startup yang inovatif.
Bagaimana peran Gojek dalam penetrasi digital di Indonesia?
Kalau dilihat dari negara berkembang lain seperti Tiongkok dan India, akselerasi digital mereka cepat sekali. Menurut saya Indonesia punya kesempatan untuk penetrasi ekonomi digital jauh lebih cepat dibandingkan negara tersebut. Ini karena orang Indonesia itu banyak yang baru 10 tahun terakhir kenal internet melalui smartphone, sehingga penetrasi digitalnya melompat.
Negara lain harus lewat web di desktop (komputer) dulu, tetapi Indonesia langsung melompat. Selain itu orang Indonesia paling senang konsumsi apps, media sosial dan engagement mereka sangat tinggi sekali. Mudah-mudahan Gojek menjadi salah satu yang berkontribusi besar untuk akselerasi digital tersebut dan mendukung ekosistem, merchant, UMKM, para mitra driver dan user.