Kami Berupaya Menjadikan Green Banking Sebagai Pondasi Bisnis

KATADATA/ILUSTRASI: JOSHUA SIRINGO-RINGO
Penulis: Agustiyanti
14/5/2022, 08.15 WIB

Perbankan memiliki peran penting untuk mencapai target pemerintah mewujudkan nol emisi karbon pada 2060. Pembiayaan untuk mencapai target ini sedikitnya membutuhkan US$ 1.777 miliar atau setara Rp 16.949 triliun. 

Bank Mandiri kini tengah berupaya menjadikan pembiayaan hijau sebagai pondasi bisnis perusahaan. Bank pelat merah ini juga terus mendorong pembiayaan untuk proyek-proyek energi terbarukan sebagai langkah krusial mencapai target nol emisi karbon. 

Salah satu strategi yang telah diambil bank dengan aset terbesar di Indonesia ini yaitu menargetkan porsi penyaluran kredit untuk pembiayaan berkelanjutan mencapai 25 % dari total kredit. Sejumlah langkah telah dilakukan perusahaan, mulai dari perbaikan kebijakan penyaluran kredit hingga pengembangan produk atau jasa keuangan berkelanjutan.

Hingga Desember 2021, portfolio pembiayaan berkelanjutan Bank Mandiri secara bank only mencapai Rp 205 triliun dari total penyaluran kredit. Pertumbuhan tertingginya pada sektor renewable energy.

Bagaimana strategi Bank Mandiri ke depan untuk mendukung misi pemerintah. Berikut wawancara Katadata.co.id dengan Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi.

Bagaimana penerapan Green Banking di Bank Mandiri saat ini?

Kami secara konsisten berupaya mengimplementasikan green banking sebagai pondasi dasar pengembangan bisnis perseroan agar dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan.

Konsistensi ini kami wujudkan melalui keikutsertaan Bank Mandiri menjadi bagian dari delapan bank “First Movers on Sustainable Banking” pada 2018. Bank Mandiri juga telah mengimplementasikan Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan (RAKB) sesuai dengan POJK 51/2017 sejak 2019, serta tergabung dalam Task Force Nasional Keuangan Berkelanjutan di tahun 2021.

Secara bertahap, Bank Mandiri menyelaraskan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (LST) melalui penerapan tiga pilar RAKB, yakni sustainable banking, sustainable operations, serta sustainable CSR and financial inclusions.

Pada pilar sustainable banking, kami berfokus pada pengembangan kapasitas dan implementasi kebijakan lingkungan, sosial, dan tata kelola, terutama pada lima sektor prioritas, yakni CPO, konstruksi, energi, FMCG (​fast moving consumer goods), dan penambangan logam. Secara bertahap, sektor prioritas ini akan terus kami tambah. Kami juga akan mengembangkan produk keuangan berkelanjutan.

Pada pilar sustainable operations, fokus kami mendorong terciptanya operasional bank yang ramah lingkungan melalui green office, green campaign and digital transformation, serta penguatan aspek data privacy and security.

Pada pilar sustainable CSR and financial inclusions, fokus kami pada pemberdayaan masyarakat dan inklusi keuangan melalui beberapa program khusus.

Apa sebenarnya tantangan yang dihadapi perbankan, termasuk Bank Mandiri untuk menyalurkan pembiayaan hijau atau berkelanjutan?

Pertama, perlunya peningkatan awareness terkait green finance baik di perbankan maupun sektor lainnya. Kedua, ekosistem green finance yang masih dalam tahap awal perencanaan. Ketiga, regulasi, framework dan standar terkait green products yang masih terus dikembangkan.

Keempat, diperlukan effort dan komitmen dalam skala nasional dalam mengembangkan green financing. Kelima, adanya tambahan biaya, tangible dan intangible, yang harus diinvestasikan untuk implementasi ESG pada perusahaan. Keenam, pengembangan insentif yang efektif dan sesuai kebutuhan pelaku pada sektor green, selain insentif eksisting yang telah ada.

Apa saja inisiatif yang sudah dilakukan Bank Mandiri dalam penerapan green banking?

Dari sisi sustainable banking, Bank Mandiri telah menjalankan beberapa inisiatif. Pertama, mengidentifikasi dan memonitor portofolio pembiayaan yang sesuai dengan Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB). Ini sesuai POJK 51/2017, seperti certified CPO, energi baru terbarukan, transportasi ramah lingkungan, fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan, serta usaha mikro, kecil, dan menengah.

Kedua, mengembangkan produk atau jasa keuangan berkelanjutan, antara lain penerbitan sustainability bond dan ESG Repo, serta kerja sama pembiayaan solar panel dan penyaluran kendaraan bermotor listrik berbasis baterai pada segmen konsumer. Bank Mandiri akan terus mengembangkan produk berkelanjutan.

Ketiga, menyelaraskan aspek  lingkungan, sosial, dan tata kelola dalam kebijakan internal, terutama pada lima sektor prioritas yang telah kami tentukan tadi. Ke depan, kami akan mengidentifikasi portofolio pembiayaan sesuai dengan green taxonomy Indonesia yang telah diterbitkan OJK.

Dari sisi pengembangan kapasitas internal, kami aktif memberikan edukasi, pelatihan, dan ketentuan yang berpacu pada prinsip keuangan berkelanjutan, seperti melaksanakan workshop terkait sektor prioritas dengan melibatkan expertise sebagai narasumber. Kami juga secara rutin melakukan global benchmarking, serta peers and consultancy terkait penerapan sustainable finance & products secara best practice.

Bank Mandiri telah menyelaraskan organisasi melalui pembentukan ESG (Environmental, Social, Governance) team. Ada berbagai unit kerja terkait inisiatif RAKB/ESG, pelaksanaan ESG Forum, penyelerasan ketentuan internal terkait penerapan keuangan berkelanjutan, serta disclosure melalui penerbitan sustainability report.

Proyek-proyek apa saja yang masuk dalam kategori pembiayaan berkelanjutan menurut Bank Mandiri?

Bank Mandiri mengacu pada ketentuan serta klasifikasi yang ditetapkan oleh regulator, yaitu Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB). Kategori kegiatan usaha tersebut antara lain sektor pengelolaan SDA hayati dan penggunaan lahan berkelanjutan, energi terbarukan, transportasi ramah lingkungan, pengelolaan air dan air limbah berkelanjutan, serta bangunan berwawasan lingkungan yang  memenuhi standar/sertifikasi.

Juga proyek pencegahan dan pengendalian polusi dan kegiatan usaha berwawasan lingkungan. Serta kegiatan usaha mikro, kecil, dan menengah. Sebagai contoh, Bank Mandiri turut dalam pembiayaan sindikasi infrastruktur ramah lingkungan seperti LRT serta renewable energy geothermal dan hydro power plants.

Bank Mandiri menargetkan 25 % penyaluran kredit untuk pembiayaan berkelanjutan, bagaimana progresnya?

Hingga posisi Desember 2021, sustainable portfolio Bank Mandiri secara bank only mencapai Rp 205 triliun atau kurang lebih 25% dari total penyaluran kredit dengan pertumbuhan tertinggi pada sektor renewable energy.

Sebagai gambaran, portofolio pembiayaan Bank Mandiri ke sektor renewable energy pada akhir 2021 sebesar Rp 4,28 triliun atau tumbuh 68,57% secara year to date. Ke depannya, Bank Mandiri fokus menggali potensi pembiayaan pada sektor prioritas seperti renewable energy yang memiliki potensi pertumbuhan cukup besar, seiring dengan perkembangan teknologi dan tren secara global.

Tidak hanya dari segmen korporasi, segmen ritel juga memiliki peluang pertumbuhan yang besar. Untuk menangkap peluang tersebut, Bank Mandiri berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendorong pembiayaan berkelanjutan, antara lain meluncurkan produk kredit serbaguna mikro dan kartu kredit khusus pembelian solar panel melalui kolaborasi dengan Dewan Energi Nasional, PT LENAgra Energy, SUNTerra, dan ATW Solar.

solar panel di rumah (Modena)

 

Insentif apa saja yang sudah diberikan regulator terkait penerapan Green Banking dan bagaimana dampaknya terhadap penerapan pembiayaan berkelanjutan di Bank Mandiri?

OJK telah memberikan beberapa insentif sebagai upaya dalam mendorong pertumbuhan pembiayaan berkelanjutan. Misalnya, insentif penurunan bobot risiko (ATMR) dan pengecualian BMPK untuk pembiayaan kepada kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB).

Namun demikian, bank berharap ada berbagai insentif lainnya untuk mendorong pengembangan pembiayaan berkelanjutan, terutama pada sektor prioritas seperti Energi Baru Terbarukan (EBT). Ini dapat berupa penerbitan regulasi khusus untuk green project, insentif pajak/bunga/jaminan dari pemerintah, penurunan bobot ATMR dan relaksasi BMPK pada kegiatan usaha yang masuk ke kategori green/sustainable, termasuk asistensi teknis terkait green taxonomy.

Bagaimana saat ini Bank Mandiri mengukur risiko untuk proyek yang masuk dalam kategori green project? Apakah memiliki perbedaan dengan proyek lain?

Bank Mandiri secara bertahap melakukan penyelarasan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (LST) dalam kebijakan terkait dengan proses perkreditan, terutama pada sektor prioritas. Sebagai contoh, pada sektor sawit dan CPO, bank memperhatikan pemenuhan sertifikasi ISPO/RSPO. ada sektor Energi bank memperhatikan timeline phasing out PLTU sesuai RUPTL. Bank Mandiri juga melakukan pilot project terkait analisa & mitigasi risiko LST pada debitur Bank yang termasuk dalam sektor prioritas, sebagai upaya dalam melakukan evaluasi dan enhancement implementasi Keuangan Berkelanjutan Bank Mandiri.

Apakah Bank Mandiri tertarik untuk menerbitkan green bond ke depan?

Pada April 2021 lalu, Bank Mandiri telah menerbitkan sustainability bonds senilai US$ 300 juta yang mendapatkan respons sangat baik. Dalam penerbitan tersebut, Bank Mandiri memperoleh the largest oversubscription rate dibandingkan semua penerbitan bonds dari Indonesia pada 2021 yaitu 8,3 x (final orderbook), serta merupakan the lowest coupon yang pernah diterbitkan oleh Bank Mandiri maupun bank lain di Indonesia. Pada penerbitan bond tersebut, Bank Mandiri berhasil mendiversifikasi profil investor, sekitar 59 % dari issuance atau US$ 175 juta dialokasikan kepada ESG investors.

Selain itu, Bank Mandiri juga telah melakukan penerbitan ESG repo senilai US$ 500 juta pada awal 2022. Dana hasil penerbitan sustainability bonds & ESG repo tersebut akan disalurkan untuk proyek-proyek yang memiliki dampak positif bagi lingkungan dan sosial dan sesuai framework secara best practice.

Bank Mandiri memperkirakan pertumbuhan  permintaan dalam penyaluran pembiayaan pada green projects akan terus meningkat kedepannya, sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa Bank Mandiri dapat kembali melakukan penerbitan instrumen lainnya dalam mendorong peningkatan pembiayaan keberlanjutan di Indonesia.

Seperti apa target jangka panjang Bank Mandiri dalam membantu pemerintah mendorong transisi energi dan pembiayaan berkelanjutan?

Kedepannya, Bank Mandiri akan terus berupaya menjaga dan meningkatkan share sustainability portfolio melalui dukungan penuh pada implementasi program prioritas pemerintah dalam transisi ekonomi rendah karbon seperti menyelaraskan pembiayaan dengan RUPTL PLN, serta menggali potensi pembiayaan pada green project seperti renewable energy dan clean transportation.

Selain itu, Bank Mandiri juga terus berupaya melakukan improvement pada framework dan implementasi keuangan berkelanjutan secara bertahap sesuai dengan international best practices baik dari sisi financing, operations, maupun CSR and inclusions. Dengan demikian, kami berharap Bank Mandiri dapat menjadi ESG - Aligned Financial Institutions untuk mendukung pemerintah dalam mencapai target NDC Indonesia pada 2030, yakni penurunan emisi gas rumah kaca hingga level 29% serta roadmap net zero emission hingga 2060.