PLN-Mitsubishi Uji Coba Co-firing Amonia dan Hidrogen pada Pembangkit

PLN
Amonia menjadi bahan bakar pengganti batu bara (co-firing) di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), sedangkan hidrogen dimanfaatkan untuk menggantikan natural gas (co-firing) di pembangkit listrik tenaga uap dan gas (PLTGU) yang dikelola PLN Grup.
Penulis: Tim Publikasi Katadata - Tim Publikasi Katadata
3/11/2022, 14.05 WIB

PT PLN (Persero) menggandeng Mitsubishi Heavy Industries (MHI) untuk melakukan uji coba pemanfaatan amonia dan hidrogen sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik.

Amonia menjadi bahan bakar pengganti batu bara (co-firing) di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), sedangkan hidrogen dimanfaatkan untuk menggantikan natural gas (co-firing) di pembangkit listrik tenaga uap dan gas (PLTGU) yang dikelola PLN Grup.

Kerja sama ini ditandai dengan nota kesepahaman (MoU) antara PLN dan MHI di sela acara Energy Transition Day di Nusa Dua, Bali, Selasa (1/11/2022). Kolaborasi ini merupakan bentuk dukungan terhadap upaya transisi energi di Indonesia.

“Kolaborasi ini mendukung upaya mempercepat transisi energi dengan meningkatkan bauran EBT dan menekan emisi karbon di sektor kelistrikan,” kata Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN Wiluyo Kusdwiharto, dikutip dari siaran pers, Kamis (3/11/2022).

Ia menjelaskan, melalui kesepakatan tersebut, PLN dan MHI akan melakukan studi kelayakan bersama (joint feasibility study) High Ratio Biomass Co-firing Scale Up untuk PLTU Suralaya unit 1 - 4, Co-firing Amonia (NH3) untuk PLTU Suralaya unit 5 – 7, dan Co-firing Hidrogen (H2) untuk armada M701F di Tanjung Priok yang dikelola oleh PT PLN Indonesia Power, yakni subholding PLN di bidang pembangkitan.

Selanjutnya diharapkan ada kajian mendalam terkait peningkatan co-firing biomassa, implementasi co-firing amonia untuk PLTU, serta co-firing hidrogen untuk turbin gas M701F yang dikelola PLN Indonesia Power.

Setelah itu, PLN Indonesia Power akan memberikan akses informasi terkait unit yang dijadikan objek kajian (PLTU Suralaya dan PLTGU Priok) dan MHI akan mendukung dalam studi kelayakan teknis dan keeekonomian implementasinya.

“Untuk pelaksanaan potensi kerja sama dalam studi kelayakan ini, selanjutnya akan dibahas serta disepakati dalam bentuk perjanjian terpisah atau nota kesepahaman tentang kondisi rinci lebih lanjut,” tutur Wiluyo.

Menurutnya, hal ini akan menjadi babak baru dalam pemanfaatan beragam sumber energi dalam pembangkit listrik PLN. Apabila berhasil akan berdampak signifikan terhadap pengurangan emisi karbon dari PLTU yang dimiliki perseroan.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Mitsubishi atas dukungan kepada PLN dalam upaya mewujudkan lingkungan yang lebih hijau dan bersih ini,” ujar Wiluyo.