Nilai transaksi ekonomi digital Indonesia merupakan yang terbesar di Asia Tenggara. Hal ini terlihat dari laporan Google, Temasek, dan Bain & Company yang memproyeksikan nilai transaksi ekonomi digital Indonesia mencapai US$ 133 miliar atau sekitar Rp 1.826 triliun pada 2025, melonjak dari proyeksi 2019 sebesar US$ 21 miliar.
Pendorong utama pertumbuhan didominasi kegiatan ekonomi di wilayah Jabodetabek dengan total pembelanjaan senilai US$ 555 per kapita GMV. Sementara di luar Jabodetabek, rata-rata hanya US$ 103 per kapita GMV.
Tantangan lain yang dihadapi Indonesia adalah literasi finansial yang belum merata. Laporan tersebut menyebutkan, sebanyak 47 juta orang tergolong underbanked atau memiliki rekening bank tetapi tidak cukup memiliki akses kredit, investasi dan asuransi. Selain itu, juga terdapat 92 juta orang lainnya yang unbanked atau tidak memiliki rekening bank.