Perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok serta perlambatan ekonomi di kawasan Uni Eropa mendorong Indonesia mencari mitra dagang yang baru. Negara-negara di kawasan Afrika, Timur Tengah, serta Amerika Latin merupakan pasar yang potensial.
Kawasan sub-sahara Afrika misalnya, mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat selama 20 tahun terakhir. Pada 2001, produk domestik bruto (PDB) negara-negara di kawasan itu hanya sebesar US$ 411,2 miliar. Angka tersebut melonjak hingga lebih tiga kali lipat menjadi US$ 1,6 triliun pada 2018.
Demikian pula di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara yang mengalami pertumbuhan 230 persen dari US$ 970,6 miliar pada 2001 menjadi US$ 3,2 triliun pada 2018. Sementara di kawasan Amerika Latin, tingkat PDB tumbuh 130 persen dari US$ 2,3 triliun menjadi US$ 5,3 triliun.
Selama ini pasar ekspor Indonesia di tiga kawasan tersebut masih rendah, yakni di bawah 1 persen dari total nilai impor. Beberapa produk yang diminati negara-negara di kawasan ini antara lain: bahan bakar mineral, peralatan elektronik, komputer, mesin, plastik, hingga besi dan baja.