Ratusan izin tambang yang diterbitkan pemerintah kabupaten dan kota di Kalimantan Timur telah mengubah lansekap provinsi berjuluk Bumi Etam tersebut. Setelah cadangan batu bara habis dikeruk dan harga komoditas ini merosot di pasar dunia, yang tersisa adalah ratusan lubang bekas galian yang tidak jelas penanganannya.
(Baca: Hingga Agustus Penerimaan Sektor Tambang Baru 54,6 Persen)
Tak hanya menjadi bopeng-bopeng raksasa, lubang tambang yang luasnya hingga ratusan hektare itu juga menjadi penyebab tewasnya puluhan warga di permukiman sekitarnya. Lubang tambang yang dibiarkan dan terguyur hujan menjadi kolam raksasa yang sangat terjal. Setidaknya, 18 anak tewas tenggelam akibat terperosok atau berenang.
(Baca: Pelonggaran Ekspor Mineral, Kadin Minta Pemerintah Lebih Adil)
Ketua Komisi Pengawas Reklamasi dan Pasca Tambang Kalimantan Timur, Bambang Sudarmono, mengatakan, banyaknya lubang tambang disebabkan perusahaan tidak menerapkan praktik usaha yang seharusnya. Menurut Bambang, lubang bekas tambang yang sudah tidak aktif harus ditimbun dan ditanami kembali.